Levi keluar dari kelas, langkahnya cepat tapi wajahnya jelas menahan sesuatu. Jas lab baru tersampir di tangannya, dan di luar pintu, Marsella sudah menunggu. “Lev, aku daritadi nungguin!” Belum sempat Levi menjawab, Marsella sudah menempel di lengannya, lagi lagi dan lagi. Levi menarik napas panjang, matanya menerawang sesaat. Baru beberapa hari cewek ini nempel, tapi rasanya udah bikin gerah banget. Kenapa gue bisa setuju jadian sama dia, sih …? Marsella berjalan di sampingnya sambil terus bicara, tangannya nggak lepas sedikit pun dari Levi. Dari luar, mereka mungkin terlihat seperti pasangan muda yang serasi. Tapi di kepala Levi, semuanya terasa … kosong dan hampa. Marsella semakin hari semakin berusaha mirip Aurielle. Cara bicaranya, gaya rambut, bahkan parfum yang ia pakai entah

