“Akhh!!”
Aurielle terlempar ke atas ranjangnya, punggungnya membentur kasur empuk itu dengan keras, napasnya terhempas.
Levi berdiri di depan pintu yang baru saja ia banting.
“Apa lo pikir lo bisa lepas dari gue begitu aja?” suara bariton Levi parau, tapi ada bara di baliknya.
Aurielle membuka mulut, ingin membalas, tapi Levi sudah melangkah cepat dan mengungkung tubuhnya tepat di atasnya.
“Tunggu Levi!! Jangan gini—”
Tapi bibir Levi sudah menabrak miliknya lagi. Ciuman yang kasar, penuh emosi dan luka.
Aurielle meronta.
“Aaaa!!!” teriak Aurielle, tubuhnya menggigil saat gigi Levi menggigit pangkal lehernya, meninggalkan bekas merah yang langsung berdenyut panas.
Tangan cowok itu masih mencengkeram kedua pergelangan tangannya di atas kepala, seolah memastikan Aurielle nggak bisa
