Sang pangeran hanay menghela nafas panjang mengikuti keinginan sang puteri. “Begini saja…kita berjalan menggunakan pakaian biasa. Setelah itu biarkan mereka menjaga kita dari jarak aman aja, sekitar sepuluh sampai lima belas meter…bukankah itu cukup jauh?” “‘Duh! Repot banget deh…yaudah bilang ama mereka tar jangan norak. Aku gak mau kalau ada yang mendekat ke kita mereka langsung menjagain kita dan mendekat ke arah kita gitu…” pinta WIndy membuat sang pangeran akhirnya menganggukkan kepalanya. “Baiklah, kalau memang itu inginmu. Lagian penembak jitu juga stanby melindungi kita semampu mereka…” sahut Marvin membuat mata Windy membulat sempurna. “Apaaa?! Penembak jitu? Kok gitu?” Tanya WIndy membuat Marvin mendekat dan mengecup bibir sang wanita. “Itu karena mereka melindungi kita, Say

