Pijitan lembut

1133 Words

“Ellena…apakah kau istirahat dulu, atau ingin menikmati udara luar?” Tanya Marvin dengan lembut sembari menuntun Windy yang baru memasuki kamar hotel lalu duduk di sebuah sofa empuk nan mewah milik hotel bintang lima terbaik di negara itu. “Aku sebenarnya lelah, tapi aku juga penasaran dengan situasi di sini. Kau tahu bukan selama ini aku terkurung di dalam istana dan tak bisa kemana-mana selain acara kerajaan?” Tutur Windy menatap Marvin yang memilih duduk di sebelahnya. “Kalau kau tidak merasa lelah, tidak masalah. Tapi sepertinya kau harus istirahat sebentar, karena aku kawatir kau kelelahan dan memberikan efek tidak baik untuk janinmu. Kita sudah berada di atas pesawat selama lebih delapan jam. Jadi, sebaiknya istirahat saja dulu, okey?” Pinta marvin mendapat helaan nafas karena tida

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD