Lily keluar dari toilet dengan wajah pucat, keringat masih menetes di dahinya. Ia berusaha berdiri tegak walau jalannya agak goyah. Bima melihatnya dan langsung bicara, “Lily, kamu kenapa? Meeting segera dimulai 30 menit lagi. Jangan sampai telat.” Lily menunduk, suaranya bergetar. “S-saya baik-baik saja, Pak… mungkin cuma salah makan.” Talia menyikut lengan Bima manja. “Mas, kasihan lho, kayaknya dia beneran nggak enak badan. Suruh aja istirahat, nanti aku temenin kamu ke meeting.” Bima menoleh ke istrinya. “Ya tapi kan Lily sekretaris aku, Sayang. Dia yang biasanya siapin semua dokumen.” Talia tersenyum penuh arti. “Kan ada aku sekarang, Mas. Kamu tenang aja, semua bisa beres. Lagi pula aku kan istri CEO, masa nggak bisa duduk di samping kamu?” Lily menggigit bibir, wajahnya k

