Mobil sport melaju pelan keluar dari gerbang rumah. Bima fokus menyetir, sementara Talia sengaja menyenderkan kepala ke bahunya. “Enak banget kalau bisa tiap hari kayak gini, mas. Nggak perlu jauh-jauh, asal deket sama kamu aja udah cukup,” ucap Talia manja. Bima tersenyum, melirik sebentar ke arahnya. “Kamu makin jago aja bikin mas senyum-senyum sendiri.” Dari kursi belakang, Lily pura-pura batuk kecil. “Ehem. Pak, kalau bisa agak cepat ya, soalnya di kantor ada meeting jam sembilan.” Talia langsung menoleh setengah badan, menatap Lily lewat bahu kursinya. “Tenang aja, Mbak Lily. Mas Bima bisa atur waktu. Lagi pula, istri lebih penting kan, Mas?” Bima mengusap kepala Talia sambil tetap menatap jalan. “Iya, betul. Kamu nomor satu, baby.” Lily hampir memutar bola matanya, tapi men

