bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

book_age18+
153.4K
FOLLOW
4.1M
READ
possessive
fated
arrogant
CEO
comedy
sweet
bxg
EXO
first love
virgin
like
intro-logo
Blurb

SUDAH TAMAT!!!

WARNING 21++

YANG BELUM CUKUP USIA SANGAT DILARANG MASUK!!!

MENGANDUNG KEBUCINAN YANG HAQIQI. SO, BAGI YANG GAK SUKA, JANGAN COBA-COBA BACA!!

***

Farhani Diandra Wijaya, wanita berusia hampir dua puluh dua tahun yang berprofesi sebagai model, aktris serta bintang iklan, tak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan pria yang dulu pernah terlibat suatu kejadian dengannya di Negara Jerman.

Kejadian yang tak pernah ingin diingatnya lagi setelah kembali ke Indonesia.

Namun, bagaimana jika takdir seolah mempermainkannya?

Pria itu benar-benar muncul kembali di depan mata.

Ini mengejutkan seperti mendengar kembang api yang tiba-tiba menyala heboh di sebelahnya.

Lebih parahnya lagi, pria itu adalah kakak dari sahabatnya sendiri. Pria yang berusaha dijodohkan mama sang sahabat padanya, bahkan sebelum pria itu kembali lagi ke Indonesia setelah bertahun-tahun hidup di Jerman.

“Semoga dia tidak mengingatku…” doa Hani di dalam hati saat pandangan matanya bertemu dengan pria itu.

***

Bara Afridzal Danudirja, pria berusia hampir dua puluh tujuh tahun, merasa tak asing dengan wanita yang dijodohkan sang mama tercinta.

Wanita dengan bola mata biru yang mampu menenggelamkannya di laut terdalam, dan mampu membuatnya seperti orang bodoh di pertemuan pertama mereka.

Hmm… tunggu, benarkah ini pertemuan pertama mereka?

Wanita itu… benar-benar terlihat tidak asing.

“Siapa dia sebenarnya?” Bara berbicara di dalam hati dengan pandangan mata memperhatikan wanita berwajah blasteran di depannya yang berdiri dengan gugup.

###

Apa yang sebenarnya terjadi di antara Bara dan Hani di masa lalu?

Akankah Bara mengingat Hani?

PERINGATAN!

AKU TIDAK AKAN MENGIKHLASKAN DUNIA AKHIRAT SEGALA BENTUK PEMBAJAKAN DAN PLAGIARISME KARYAKU

chap-preview
Free preview
Bag 1
*Farhani POV* Kini aku sedang berada di dalam mobil sahabatku, Kinanti Alexa, menuju bandara untuk menjemput kakak satu-satunya yang dia miliki. Aku sebenarnya tidak ingin ikut, tapi Mami Kina memohon padaku untuk menemani Kina. Padahal Kina sudah ditemani supir pribadi keluarganya, dan aku yakin pasti setelah Kina bertemu dengan kakaknya, aku hanya akan menjadi pajangan. Pasti dia akan sibuk berbincang dengan kakaknya itu. Namun apa daya, aku tidak bisa menolak permintaan Mami Kina, karena aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri. Maklum, aku sangat haus kasih sayang seorang ibu, karena ibu kandungku sendiri tidak mengharapkan kehadiranku. Jadi aku sangat senang ketika Mami Kina dan Ibu Kanaya, salah satu sahabatku yang lain, menganggapku seperti anak mereka. Aku sangat menyayangi mereka, karena mereka tidak membedakan kasih sayang mereka dan melimpahkannya juga padaku. "Lo diem aja kenapa? Gugup ya mau ketemu calon jodoh?" Tiba-tiba Kina yang duduk di sampingku bertanya menggoda dengan kedua alisnya naik turun. Aku hanya mendengus sebal sambil memikirkan kemungkinan yang ada. Apakah ini salah satu cara Mami untuk mendekatkanku dengan anak tertuanya yang baru kembali dari Jerman itu? Sejak beberapa bulan yang lalu aku dekat dengan Mami Kina, dia selalu gencar menjodohkanku dengan anaknya itu yang aku tidak tahu siapa. Aku hanya melihat fotonya sepintas setiap berkunjung ke rumah Kina. Pertama kali melihat fotonya, entah mengapa aku seperti tidak asing dengan wajah pria itu. Dia pria yang tampan dengan kulit kecoklatan khas Indonesia sekali. Jangan lupakan lesung pipi pria itu yang berada di pipi sebelah kirinya ketika ia tersenyum, menambah kadar ketampanannya. Stop it!! Sudah lupakan!! Mengapa aku harus mengingat wajahnya di foto itu??!! "Heh!!! Wah lo beneran gugup ya mau ketemu Aa gue?? Sampai berkali-kali ngelamun. Hahahha... Mami bakal suka nih kalau liat ternyata lo udah kepincut sama A'Bara. Tenang Han, bentar lagi ketemu secara live kok gak cuma fotonya aja." "Berisik lo, Kinkin!! Gue lagi mikirin schedule syuting gue tau! Bukan mikirin Aa-mu!" Sungutku kesal ketika melihat tawa Kina yang sangat bahagia karena berhasil menjahiliku. "Yakin???" "I am sure!! Udah deh mending lo mikirin persiapan buat malam pertama lo yang tinggal dua minggu lagi itu." Aku tersenyum miring, balik menjahili Kina yang dua minggu lagi melangsungkan pernikahan dengan tunangan tampannya tapi konyol itu. Bluuss... Aku tertawa melihat wajah Kina yang tiba-tiba saja memerah seperti kepiting rebus. Lihatlah, matanya menatapku tajam siap menerkam saat aku menyebut 'malam pertama'. "Gimana? Udah pelajarin buku kamasutra yang gue beliin??" tanyaku semakin gencar menggodanya. Ya, memang aku membelikannya buku kamasutra untuk menjahilinya. Aku yakin buku itu pasti tidak berguna, karena sepertinya hal yang seperti itu akan terjadi secara alami. "Shut Up, Han!! " Wajah Kina semakin memerah. "Wah..kalau dilihat dari muka lo yang merah itu, pasti lo udah liat-liat buku itu ya? Lo liat sendiri apa bareng Geri?" "Hani..." geram Kina ketika aku menyebut nama tunangannya. Aku semakin terbahak karena melihat tatapan kesal Kina yang menuju ke arahku. Bahkan supir keluarganya pun ikut tertawa melihat Kina yang salah tingkah seperti ini. "Gimana kalau kita berhenti pembahasan itu sampai sini," ucap Kina memberi solusi. "Makanya jangan godain gue duluan." "Iya..iya maaf, Malaikat Jadi-Jadian." Aku tersenyum kecut ketika Kina memanggil julukanku yang dulu disematkannya untukku. "Jangan diulangi ya, Cewek Jadi-Jadian," balasku dengan menyebut julukan yang aku sematkan untuknya. Aku menyebutnya seperti itu, karena dia dulu tomboy tapi suka membaca novel romantis. Sementara dia menyebutku 'Malaikat jadi-jadian' karena banyak orang yang mengatakan wajahku bak malaikat, tapi sifatku jauh dari kata itu. Dulu aku adalah wanita yang egois dan selalu merasa diriku paling sempurna. Sebenarnya, dulu aku dan Kina tidak bersahabat dengan baik, karena sifat kami yang bertolak belakang. Kami terpaksa bersahabat karena satu wanita, Kanaya Safira, sahabatku yang polos dan baik hati. Sampai pada suatu hari, aku melakukan kejahatan yang besar pada Kanaya, tapi aku tidak berani jujur padanya. Malah aku menceritakan semua perbuatan burukku itu pada Kina yang notabene kami saling membenci. Namun bukan kebencian yang ditunjukkannya padaku, tapi Ii malah merangkulku dan berjanji akan membantuku menyelesaikan masalah yang telah aku buat. Dari hari itu sampai saat ini, aku dan Kina menjalin persahabatan layaknya sahabat pada umumnya. Dan aku berjanji dalam hati, tidak akan kembali menjadi orang yang iri melihat kebahagiaan orang lain lagi. Aku harus bersyukur dengan kehidupanku sendiri. Walaupun Mama kandungku tidak pernah menganggapku sebagai anak, tapi aku mempunyai Papa yang teramat sangat mencintaiku. Lagi pula, seperti yang aku katakan, kedua ibu dari kedua sahabatku juga menyayangiku selayaknya anak kandung mereka. Jadi aku akan mengikhlaskan kasih sayang Mama yang tidak pernah ia berikan padaku. *Farhani POV End* Tak terasa mobil yang ditumpangi Kina dan Hani telah sampai di tempat tujuan. Mereka turun dari mobil. Hani dibuat terkejut ketika melihat Kina yang langsung berlari ke arah seseorang yang jaraknya tak jauh dari mereka berdiri. Kina langsung menubruk dan masuk ke dalam pelukan orang itu, yang tak lain adalah kakak tersayangnya. Hani hanya mampu berdiri di tempatnya. Tak dapat dibohongi, ada sedikit perasaan gugup melihat punggung tegap pria yang memeluk erat sahabatnya itu.  Mungkin jika orang lain yang melihat mereka berpelukan dengan eratnya, orang-orang akan mengira mereka adalah pasangan kekasih atau sedang syuting film romantis. Pasangan adik kakak itu mengurai pelukan mereka, dan berjalan ke arah di mana Hani berdiri. Ketika pria itu hampir sampai di depan Hani, seketika Hani melebarkan matanya. Wanita ini benar-benar terpaku melihat wajah pria itu. Pria itu..pria yang sempat__ Hani tidak sanggup lagi melihat wajah pria itu lebih lama, dan lebih memilih melihat ke bawah dengan kedua tangannya saling meremas gugup. Semoga pria itu tidak mengenalinya. *** *Bara POV* Akhirnya aku menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahiranku tercinta ini. Sebenarnya aku sudah lulus kuliah dari sejak tiga tahun yang lalu di salah satu universitas terbaik di Jerman. Aku mengambil dua jurusan sekaligus. Bisnis Manajemen dan Seni & Desain, dan hasilnya sangat memuaskan. Sebanding dengan pengorbananku yang jarang pulang ke Indonesia, walaupun aku harus menahan rindu setengah mati dengan keluargaku di sini. Setelah lulus, aku langsung direkomendasikan salah satu dosenku untuk bekerja di perusahaannya di bidang furniture. Sama dengan perusahaan turun temurun keluarga Danudirja. Tak jarang pula aku mendesain beberapa furniture dengan hasil imanajinasiku sendiri, karena sepertinya bakat papi menurun padaku. Dan sekarang, saatnya aku pulang dan meneruskan perusahaan keluargaku sendiri, dikarenakan sepertinya adik perempuanku, Kinanti, tidak akan bisa meneruskannya. Dia sudah dipersunting salah satu anak kolega Papi yang ternyata adalah seniornya di kampus.  Sementara adik bungsuku, Dino, masih terlalu kecil untuk mengemban tugas di perusahaan keluarga kami yang berkembang pesat karena usaha keras Papi. Aku melangkah menuju pagar pembatas pintu keluar bandara. Mataku berbinar saat melihat adik perempuan satu-satunya yang aku miliki berlari menghampiriku.  Ah..ada satu kenyataan pahit yang baru aku ketahui tentang adikku itu. Adik cantikku yang malang ternyata pernah mengalami kejadian buruk beberapa tahun yang lalu, yang membuat kepribadiannya yang ceria berubah menjadi gadis dingin. Aku tak dapat membendung air mata, ketika kedua orang tuaku memberitahu perihal itu, karena mereka pun baru mengetahuinya. Seandainya saja aku tidak kuliah di Jerman, mungkin kejadian itu  tak akan pernah menimpanya. Aku sangat menyesal, sampai-sampai aku meraung seperti orang gila. Namun, kedua orang tuaku menenangkan dan memberitahuku agar tidak merasa bersalah. Kina sudah berdamai dengan masa lalunya, dan sedikit banyak ada campur tangan sang tunangan yang kata Mami sangat mencintai Kina begitu dalam. Sepertinya aku harus berterima kasih pada pria itu, karena bisa membuat adikku bahagia. Aku tersenyum lebar saat adikku sudah hampir sampai di depanku. Aku merentangkan tangan, agar tubuhnya segera masuk ke dalam pelukanku. Aku memeluknya erat dan menciumi puncak kepalanya berkali-kali dengan sayang dan rasa rindu yang teramat sangat. Terakhir kali aku pulang ke negara ini sepertinya dua tahun yang lalu, dan itu pun tak bisa lama, dikarenakan pekerjaanku yang terikat kontrak. Belum lagi banyaknya pesanan mengharuskanku kembali ke Jerman secepatnya. Kina menangis di dalam pelukanku. Aku merasakan tubuhku benar-benar dipeluk erat. Sepertinya rasa rindu yang kami miliki sama besarnya. Kami sangat dekat. Mungkin dikarenakan jarak usia kami yang lumayan jauh, sampai lima tahun, sehingga membuat kami jarang berselisih paham. Dari sejak pertama dia terlahir di dunia ini, dia tidak pernah lepas dariku. Bahkan dulu ketika aku ingin berangkat ke Jerman, Kina sempat mogok makan karena tidak ingin jauh dari kakaknya ini. Namun, orang tua kami memberi pengertian padanya. Yah..walaupun dia tidak ingin menerima teleponku selama satu bulan, dan itu membuatku ingin terbang kembali ke Indonesia untuk mengatakan kalau aku sangat menyayanginya. Namun akhirnya dia mau menerima telepon dariku, karena ternyata dia juga sangat merindukanku. Jika ingat kejadian itu, ingin rasanya aku tertawa karena rasa gengsi adikku, tapi ujung-ujungnya dia juga yang rindu. "Miss you, Princess..." ucapku sambil masih menciumi puncak kepalanya. Kina hanya dapat mengeluarkan air matanya yang kuyakin sudah membasahi kaos di bagian d a d a ku, karena aku merasakan sesuatu yang dingin di sana. "kamu kangen gak sama Aa?" Aku melihat mata indah adikku yang menatapku ketika ia menengadahkan kepalanya. "Kangen banget, A'!! Kenapa sih Aa baru pulang!" ucapnya kesal sambil memukul d a d a ku pelan. Aku terkekeh melihat wajah kesalnya itu, yang malah terlihat imut di mataku. "Maaf, Neng..Aa harus menyelesaikan kontrak kerja A'Bara dulu, baru bisa pulang. Yang penting kan saat kamu nanti nikah, Aa ada di samping kamu, Princess." Kina merona mendengar aku menyebut pernikahannya yang akan diadakan dua minggu lagi. Aku melihat jelas sinar bahagia di wajahnya, dan semoga dia benar-benar menemukan pria yang tepat. "Ayo, A', pulang. Mami udah nelpon Kina dari tadi, nanyain anak sulung kesayangannya." Kina menggamit lenganku menuju ke arah mobil keluarga kami. Namun dari kejauhan, aku melihat sosok wanita yang aku yakin adalah sahabat dari adik tersayangku ini. Kemarin Mami sudah memberitahu jika Kina akan menjemputku dengan sahabatnya yang kata Mami harus aku jadikan istri. Aku hanya meng-iyakan saja keinginan Mami. Walau sebenarnya aku masih belum memikirkan tentang mencari pendamping hidup, tapi tak ada salahnya mencoba. Apalagi kalau pilihan orang tua. Bukankah biasanya ridho orang tua adalah ridho Tuhan? Tapi..jujur saja, masih ada yang mengganjal di hatiku tentang kenangan masa lalu yang sampai detik ini masih selalu ku ingat. Kenangan yang selalu membuatku tersenyum sendiri jika mengingatnya, tapi juga merasakan sakit secara bersamaan karena kenangan yang menurutku indah itu. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

CRAZY OF YOU UNCLE [INDONESIA][COMPLETE]

read
3.2M
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.8K
bc

PASSIONATE LOVE [INDONESIA] [END]

read
2.9M
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.0M
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook