Arsen's PoV "Kenapa ketawa-tawa?" tanyaku pada Sania begitu keluar dari kamar mandi, dan mendengar tawa renyah perempuan itu. "Ada temanku yang reply story, lucu." "Apa emang?" "Dia bilang, 'boleh berobat tapi kamu yang periksa nggak? Ada lagi, katanya boleh pinjam kamu sebentar nggak?'. Ada-ada saja." "Kamu bikin story apaan emangnya?" "Ada lah, foto berdua sama kamu." Belakangan ini Sania memang memegang akun media sosialku. Aku sendiri tak peduli, karena memang tak aktif pada media sosial. Terakhir mengunggah sesuatu, aku lupa kapan tepatnya. Tak banyak juga unggahanku di sana, hanya beberapa saja. Aku memang tak ada waktu untuk sekedar berselencar di media sosial, tak penting juga. Aku mendekat, duduk di ranjang dan menatap lurus pada istriku itu. "Kenapa lihatin aku begit

