“Jangan dulu! Kelihatannya dia masih marah banget sama kita bertiga. Kita awasi saja dari sini. Ini waktunya kita untuk menahan diri. Kita jangan bikin keadaan ini makin runyam deh,” cegah Bima, melihat Adi meninggalkan meja resepsionis. Robby membeku mendengarnya. Dirasanya, perkataan Bima tersebut mengandung kebenaran yang mau tak mau harus diikutinya. Setidaknya, untuk saat ini. Kalau semua orang panas hati, bukan hanya suasana damai di Nagarkot yang terusik, bukan? Tetapi bisa terjadi acara saling gebuk di antara mereka berempat. ‘Nggak percuma elo itu paling dekat sama Adi di antara kita bertiga. Setidaknya, dalam keadaan begini, elo masih bisa kasih saran yang bermutu,’ pikir Robby. Hanya berselang lima menit kemudian, s