Dengan raut wajah yang masih kebingungan Rayyan sudah merebahkan dirinya di salah satu brankar yang ada di dalam salah satu ruang rawat, perawat yang mengiringnya langsung mengambil sampel untuk mencocokkan darahnya tersebut.
“Maaf Suster, kalau boleh tahu memangnya siapa yang membutuhkan donor darah?” tanya Rayyan, bukan berarti dia tidak mau mendonorkan darahnya, namun dia ingin tahu karena Bella memang belum memberitahukannya, dia baru datang langsung ditodong untuk mendonorkan darahnya.
Perawat yang masih mengetes darah tersebut, sejenak menatap Rayyan. “Ada pasien anak yang sekarang ada di ruang operasi, membutuhkan donor darah, kebetulan stok untuk golongan darah AB resus negatif sudah menipis di sini.”
“Oh ...,” membulat bibir Rayyan. “Kalau boleh tahu usia anaknya berapa tahun d
