TRLWC | 3. Dinner Bersama Sang CEO

1767 Words
     “Cynthia.” Suara Jack kembali mengalun bertepatan dengan pintu unit Cynthia terbuka. Wanita itu membalik tubuhnya dan menatap Jack dengan satu alis terangkat.    “Why did you go at that time, Cynthia?”     Cynthia hanya menatap Jack sejenak kemudian gadis itu langsung masuk ke dalam unitnya, mempersilahkan Jack masuk dengan sedikit menunduk pada pria itu setelah itu barulah gadis itu langsung menutup pintu unitnya. Cynthia merasa dia tidak memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan Jack, lagian itu juga sudah terjadi sejak lama. Seharusnya mereka memang tidak membicarakan hal yang sudah lama terjadi. Hari ini yang harus Cynthia lakukan adalah melaksanakan tugasnya, memastikan Jack Hilton tidak kekurangan apapun selama berada di Indonesia.     “Nikmati waktumu bersantai di sini, aku akan memasak di dapur,” ucap Cynthia, dia mempersilahkan Jack duduk di sofabad yang ada di Apartemennya. Untuk Apartement yang hanya di tempati oleh satu orang, apartemen Cynthia cukup luas, terdiri dari dua kamar tidur yang satu dari kamar itu Cynthia jadikan ruang kerja dan juga ruang untuk olahraga karena Cynthia salah satu orang yang sangat suka berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat mengingat dengan kesibukannya yang semakin hari semakin padat.     “Aku akan ikut bergabung bersamamu di dapur,” ucap Jack, pria itu beranjak dari sofa, menatap Cynthia dengan begitu lekat, sugguh Jack sangat penasaran pada Cynthia yang dia temui sekarang, gadis ini sangat berbeda  bahkan Jack bisa merasakan Cynthia bersikap lebih dingin pada banyak orang seolah gadis itu memang sedang melindungi sesuatu.     Cynthia menatap Jack sejenak kemudian pada akhirnya mengangguk, lagian kalau di pikir-pikir, Cynthia tidak berhak untuk mengantur Jack karena pria yang berdiri di hadapannya ini jelas adalah atasannya sekarang, perbedaan di antara mereka terlukis dengan sangat nyata sekali.     “Apa yang bisa aku bantu, Thia?” tanya Jack ketika mereka sudah berdiri berdampingan di pantry, Cynthia melepas blazer yang dia gunakan kemudian menyampirkannya di kursi meja makan, gadis itu juga mencepol rambutnya asal-asalan dan jelas semua pergerakan yang di lakukan oleh Cynthia tidak lepas sedikitpun dari perhatian Jack. Pria itu sangat menganggumi dengan apa yang di miliki oleh Cynthia sekarang, gadis itu benar-benar tumbuh menjadi perempuan dewasa yang sangat cantik dan memukau.     “Sebenarnya aku bisa melakukan ini sendirian, Jack, kau tunggu saja di meja makan,” ucap Cynthia, dia menatap Jack dengan lekat, Jack pada akhirnya mengangkat kedua tangannya dan langsung duduk di meja makan Cynthia yang terdiri dari empat kursi, melihat bagaimana meja makan itu tertata, Jack sangat yakin, Cynthia sangat jarang menggunakan meja ini.     “Cynthia,” panggil Jack ketika melihat Cynthia sudah sibuk dengan masakannya,mencuci udang, menyiapkan bumbu-bumbu yang akan di gunakan untuk membuat udang saus padang. Mengulek cabe, bawang putih dan kemiri kemudian mengiris bawang bombay dan juga daun bawang serta menyiapkan sebotol saus.     “Ya?” tanya Cynthia ketika dia sudah menggoreng udang itu, di goreng sebentar saja.     “Where is your Boyfriend?” tanya Jack, tatapan matanya terlihat sangat penasaran, Cynthia merapatkan bibirnya, dia bahkan baru menyadari bahwa dia sudah lama sekali tidak terjebak dalam sebuah hubungan, Cynthia memang tidak pernah menutup diri untuk dekat dengan laki-laki namun sejauh ini semua hanya untuk bersenang-senang saja, kencan satu malam atau hanya untuk gandengan ke acara-acara yang memerlukan pasangan walau dia lebih sering datang bersama dengan Stephen dan Reynard sebenarnya.     “Aku sedang tidak berkencan,” jawab Cynthia dengan santai, dia mengangkat udangnya kemudian meniriskannya. Gadis itu kemudian mulai menumis bumbu yang sudah dia siapkan sebelumnya. Jack terlihat terkejut mendengar jawaban Cynthia, sungguh itu terdengar sangat mustahil sekali, seorang gadis cantik dan memiliki karier yang bagus seperti Cynthia sedang tidak berkencan dengan pria manapun.     “Bagaimana seorang sepertimu tidak berkencan dengan siapapun?” tanya Jack, Cynthia memutar tubuhnya dan menatap Jack dengan lekat.     “Berkencan atau tidak itu bukannya sebuah pilihan, Jack?” tanya Cynthia, dia mengecilkan api kompornya, menunggu udang saos padangnya matang dengan sempurna, Cynthia berharap rasanya tidak mengecewakan sama sekali. Jack terlihat menganggukkan kepalanya di meja makan.     “Aku sedang ada di titik  tidak ingin terlibat dalam sebuah hubungan,” ucap Cynthia.     “Terdengar sangat aneh ketika perempuan sepertimu tidak terlibat dalam hubungan dengan siapapun,” ucap Jack. Cynthia menuangkan udang saus padang buatannya ke dalam mangkuk kemudian menghidangkannya di meja makan, menata piring, mengambil air mineral, gelas dan juga mengambil nasi kemudian gadis itu duduk di hadapan Jack.     “Memang aku perempuan seperti apa?” tanya Cynthia dengan satu alis terangkat, mengambilkan nasi untuk Jack kemudian meletakkan piring itu di hadapan pria itu.     “Cantik, mandiri, pintar memasak, memiliki karier yang bagus dan jelas berpendidikan,” ucap Jack dengan santai seolah memuji seseorang memang hal yang sangat mudah di lakukan oleh pria itu, Cynthia seharusnya tidak heran ketika mendengar Jack mengucapkan kalimat pujian itu karena dulu pria itu juga sangat mudah melakukan itu.     “Terimakasih untuk pujiannya, Mr. Hilton dan selamat menikmati makan malam Anda,” ucap Cynthia dengan sangat sopan bahkan senyum gadis itu terukir dengan sangat sopan, terlihat sekali senyum menghargai ucapan sang CEO.     “Aku juga sedang tidak berkencan dengan siapapun,” ucap Jack setelah hanya suara dentingan sendok dan piring menemani mereka, Cynthia yang sednag meneguk minumnya di buat terkejut dengan ucapan tiba-tiba itu. Keningnya berkerut dalam, seingat Cynthia dia tidak menanyakan apapun pada Jack.     “Aku tidak menanyakan apapun,” ucap Cynthia. Jack terlihat mengangguk dan tersenyum pada Cynthia.     “Memang, just information, siapa tahu kau nanti membutuhkannya,” jawab Jack dengan santai santai, pria itu mengusap bibirnya dengan tisu kemudin menatap Cynthia dengan lekat, “makan malam dengan masakan yang sangat sempurna, Cynthia, sepertinya aku tidak membutuhkan chef setelah ini,” lanjut pria itu membuat mata Cynthia kini melotot.     “Maksudnya?” tanya Cynthia, dia juga selesai dengan makan malamnya.     “Aku ingin kau menjadi chef pribadiku selama tiga bulan ke depan, kau tahu, kau adalah chef terbaik sejak dulu,” ucap Jack dengan santai bahkan tersenyum, Cynthia mulai meruntuk dan menyumpah serapahi Stephen di dalam hatinya, kalau seperti ini ceritanya Chynthia bukan lagi seorang Executive Asst. Manager  Hilton Hotels & Resort Jakarta melainkan adalah asisten pribadi Jack Hilton atau babu kah? Menurut kalian lebih cocok yang mana?     “Kenapa ekspresimu seperti itu, keberatan?” tanya Jack, Cynthia berdehem kemudian menggeleng dengan cepat.     “Tentu saja tidak Mr. Hilton, aku akan melakukan apapun yang kau mau,” ucap Cynthia, Gadis itu kemudian beranjak dari kursinya, membereskan meja makan dan mencuci piring kotor dan lagi-lagi semua hal yang di lakukan oleh Cynthia tidak lepas sedikitpun dari perhatian Jack. Sungguh Jack sangat suka sekali melihat Cynthia.     “Aku akan bersih-bersih kemudian akan mengantarkanmu kembali ke hotel,” ucap Cynthia, gadis itu kemudian mengambil balzer-nya dan langsung melangkah ke arah kamar tidurnya. Jack memilih untuk berkeliling apartemen Cynthia, sungguh Apartemen ini rasanya sangat nyaman sekali, walau untuk ukuran ini terlalu kecil untuk seorang Jack Hilton tapi Cynthia sangat pandai merawat dan menata Apartemen dengan sangat baik walau gadis itu jelas sibuk bahkan Jack sangat tahu Cynthia lebih banyak menghabiskan waktunya di Hilton Hotels & Resorts bahkan mengunjungi cabang-cabang Hilton Hotels & Resorts yang tersebar di seluruh penjuru dunia.     Jack mengamati jejeran foto yang tertata rapi di ruang santai, dari semua foto itu, Jack tidak menemukan satupun potret Cynthia bersama keluarga padahal dulu Jack sangat tahu Cynthia memiliki keluarga yang sangat harmonis bahkan gadis itu dulu sangat bersemangat bercerita tentang keluarganya ketika mereka memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama. Namun sekarang hanya terlihat potret Cynthia bersama para sahabatnya yang jelas sangat Jack kenal, Stephenn Huarliman dan Reynard William ada juga potret Cynthia bersama dua gadis yang tadi siang sempat Jack temui di sebuah pantai, Jack ingat namanya Flora Primalya dan Milka Amithyaputri.     Setelah melihat setiap sudut apartemen Cynthia kecuali dua ruangan yang pintunya tertutup rapat yang Jack yakin adalah wilayah privat Cynthia, pria yang jelas memiliki gadis wajah bule yang sangat kental itu merebahkn tubuh tingginya di sofabed Cynthia yang ternyata sangat nyaman walau tidak bisa menampung tubuh Jack sepenuhnya bahkan wangi gadis itu menempel di sofa ini.     Cynthia keluar dari kamarnya menggunakan celana jeans dan kaus crop yang terlihat cantik di tubuh rampingnya, rambutnya di ikat menjadi satu, matanya menyipit ketika melihat Jack sudah tertidur di sofanya, tangan pria itu ada di keningnya. Cynthia terpaku di pijakannya untuk beberapa saat, menatap Jack dengan sangat lekat.     Jika di ingat-ingat dari beberapa tahun yang lalu, tidak ada perubahan yang berarti yang terjadi pada Jack hanya saja rahang pria itu terlihat jauh lebih tegas dan wajahnya sangat dewasa dan bentuk tubuh Jack yang semakin terlihat proposional, Cynthia sangat yakin Jack adalah orang yang rajin menghabiskan waktu untuk berolahraga.     Cynthia melangkah  dengan pelan ke arah sofabed yang sebenarnya menjadi tempat favoritnya ketika sedang menikmati waktu santai di Apartemen-nya. Menatap Jack dengan ragu kemudian melirik jam di pergelangan tangannya. Ini sudah beranjak malam dan Cynthia benar-benar harus mengembalikan Jack ke hotel.     Walau masih terlihat ragu namun pada akhirnya Cynthia menunduk dan menepuk lengan Jack yang ada di keningnya.     “Jack, aku akan mengantarmu kembali ke hotel, tidur di sini sepanjang malam akan membuat badanmu sakit,” ucap Cynthia dengan nada suara pelan. Jack terlihat bergerak sedikit kemudian mata pria itu terbuka, menatap Cynthia dengan lekat dan tersenyum pada gadis itu.     “Aku akan mengantarkanmu kembali ke hotel,” ucap Cynthia namun saat gadis itu akan berdiri, Jack menarik Cynthia ke dalam pelukannya membuat Cynthia kini ada di atas pria itu. Jarak wajah mereka benar-benar sangat dekat, kedua tangan kekar Jack melingkar di pinggang ramping Cynthia.     “Aku ingin bersama denganmu malam ini, Thia,” ucap Jack, Cynthia terpaku, jantungnya berdebar kencang ketika dia mencium aroma parfum Jack yang ternyata masih sama saja sejak beberapa tahun yang lalu.     “Aku sangat merindukan Thia,” ucap Jack, senyum pria itu terukir di depan wajah Cynthia. Gadis itu mengerjabkan matanya kemudian saat dia ingin beranjak Jack mengeratkan pelukannya.     “Jack, kau tidak boleh seperti ini,” ucap Cynthia dengan nada suara yang berusaha senormal mungkin.     “Lalu aku boleh seperti apa?” tanya Jack. Cythia menarik napasnya, dia berusaha untuk tidak melakukan pergerakan apapun.     “Lepaskan aku dan aku akan mengantarmu kembali ke hotel,” ucap Cynthia masih dengan intonasi suara yang terkontrol dengan baik. Jack menggeleng, pria itu menggeser sedikit tubuhnya kemudian membawa Cynthia untuk tidur di sampingnya.     “Jack!” seru Chynthia mengingatkan. Jack seolah tidak terpengaruh sama sekali, pria itu semakin memeluk Cynthia dengan erat.     “Please seperti ini untuk beberapa saat, Thia,” ucap Jack, pria itu menenggelemkan wajahnya di ceruk leher Cynthia. Hal yang di lakukan oleh Cynthia hanya diam saja, membiarkan Jack memeluknya. Cynthia berharap pria ini cepat tertidur kemudian Cynthia bisa kembali ke kamarnya.     “Jangan salahkan aku jika kau terbangun dengan badan pegal Mr. Hilton.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD