Sena Rethallia Noah

1946 Words
Part 2 Alex duduk diruangannya, menunggu waktu untuk interview pagi ini, sejauh ini moodnya masih bagus.             “Permisi Presdir, sudah saatnya interview”             “Oke” Alex beranjak memastikan penampilannya masih sempurna, dia tidak mau terlihat buruk didepan kandidat.             “Aku akan ke toilet sebentar, tunggu saja diruang interview”             “Perlu saya tunggu Presdir”             “Tidak” Devi mengangguk kemudia melangkah pergi meninggalkan Alex dan Alex langsung menuju toilet. Alex gugup, tidak biasanya dia cukup gerogi menemui kandidat, lagi pula sudah banyak kali dia melakukan interview. Mungkin sedikit peregangan bisa membantu. Setelah dirasa dia cukup dan melihat jam dipergelangan tangannya, tidak mau berlama lama Alex langsung menuju ruang interview.             “Oh Shit”             “Ouh maaf, maaf maaf aku tidak sengaja, aku cukup gerogi hari ini maaf” Sialan, baru saja Alex berfikir harus menjaga moodnya hari ini tapi malah ada saja yang menghancurkannya. Baru dia melangkah dari toilet sudah ada yang menabraknya dan menumpahkan sesuatu.             “Kau perlu santai sejenak nona” Alex melihat gadis didepannya yang kini terlihat panic dengan menggigit bibir bawahnya yang sanggup membuat Alex tergoda ditambah bibir tipisnya dengan lipstick berwarna merah muda sanggup membuat jiwa buas Alex seakan ditantang.             “Berhenti menggigit bibir bawahmu sialan, itu akan membuatnya terluka”             “Maaf, aku hanya gerogi untuk interview”             “Interview?” Alex melihat name tag di dada sebelah kanan gadis didepannya.             “Sena”             “Aku hari ini ada interview di perusahaan ini, aku cukup gerogi untuk bisa menjawab dengan baik” Gadis ini masih terlalu sibuk mencoba membersihkan noda kopi dijas Alex, menggunakan sapu tangan putih yang dikeluarkan dari kantong rok pendeknya.             “Maaf tuan, aku harap kau menerimanya, lagi pula itu tidak terlalu terlihat”             “Tidak terlalu?” Sena hanya tersenyum terpaksa berharap laki laki didepannya ini mau memaafkannya.             “Tampan” Itu yang Sena lihat pertama kali setelah mencoba membersihkan noda kopi yang tidak sengaja dia tumpahkan, dirinya cukup gerogi.             “Kau sepertinya membutuhkan pekerjaan ini sampai begitu gerogi” Alex semakin yakin jika gadis didepannya ini adalah kandidat pengganti sekretarisnya, belum saja dia bekerja sudah membuat kekacauan seperti ini, membuat Alex tidak bisa membayangkan bekerja dengan gadis yang begitu tidak hati hati.             “Tentu, walaupun persyaratannya sangat tidak masuk akal”             “Tidak masuk akal?”             “Tunggu sebentar, gadis ini tidak punya televise atau sekedar membaca majalah, bagaimana mungkin dia terlihat seperti tidak mengenalku”             “Iya tent…”             “Kau tidak punya televise atau sekedar membaca majalah nona…”             “Sena, panggil aku Sena, dan Tuan aku belum selesai berbicara setidaknya selesaikan jawabanku dulu sebelum kau mengajukan pertanyaan lain dengan memotong ucapanku”             Menarik                          Alex langsung tersenyum licik, gadis yang menarik. Baru kali ini ada seseorang yang mengomel masalah dia memotong pembicaraan.             “Oh tentu, maaf”             “Oke tidak masalah, jadi persyaratan untuk menjadi sekretaris tidak memperbolehkan sekretaris untuk memiliki anak selama jabatan, hey siapa yang merusak derajat wanita untuk mengandung, jika saja aku tidak butuh uang untuk biaya adikku dengan keras aku menolak melamar diperusahaan ini” sambung Sena.             “Apakah gadis diluar sana begitu menginginkan kehamilan, bukankah itu bisa merusak tubuhnya mungkin?” Alex mencoba terus memancing gadis didepannya ini, sedangkan Sena tidak peduli dengan siapa dia mengobrol yang dia tau jika seseorang begitu asik dia ajak bicara dia akan terus mengobrol.             “Tentu saja, itu karunia Tuhan bukan?”             “Dan apa maksudmu aku tidak punya televise, aku punya dan aku membaca majalah walaupu tidak sering, melihat ada diskon barang apa minggu ini biasanya akan terlihat di hari kamis, hehe” sambung Sena. Alex menaikkan alisnya, gadis didepannya bukan hanya bisa mengomel saja tapi begitu cerewet.             “Oh iya aku harus kembali, maaf soal tumpahan kopi tadi, aku harus segera kembali, senang bertemu denganmu tuan dan aku berharap bisa bertemu denganmu lagi jika aku diterima diperusahaan ini tentu saja” Sena langsung pergi, keluar dari toilet dan menuju ruang interview, ditengah jalan dia juga bertemu dengan Devi, menundukkan kepala sedikit lalu pergi.             “Presdir”             “Aku tau” Devi menjemput Alex yang begitu lama di toilet padahal sebentar lagi akan dimulai. Alex tidak sabar bertemu lagi dengan Sena dan melihat ekspresi gadis itu setelah mengetahui siapa yang menabraknya tadi.             “Panggil mereka satu persatu, aku tidak mau bersamaan”             “Tapi Presdir kita sudah mengatur mereka untuk bersama sama”alex tidak perlu berdebat masalah seperti ini, cukup melihat kearah HRD nya saja tanpa banyak bicara sudah membuat dirinya menang.             “Baik Presdir” Satu persatu kandidat masuk dan melakukan interview, Alex masih tidak sabar menunggu Sena untuk masuk sedangkan Sena masih urutan nomor empat. Disaat kandidat sedang menjelaskan dan menjawab pertanyaan, Alex malah sibuk membaca CV Sena, gadis sederhana yang hanya lulusan universitas local yang kurang terkenal, dengan nilai yang bagus dan pengalaman organisasi yang menumpuk.             “Selanjutnya nona Noah” Sena masuk, duduk dan melihat orang orang didepannya yang begitu menakutkan hingga dia terkejut dengan salah satu laki laki disana yang kini duduk menatapnya dengan senyum licik.             “Kena kau Sena”                           “Ekhem” Sena yang sedari tadi disuruh untuk memperkenalkan diri malah melamun melihat Alex, menggelngkan kepalanya berusaha menghilangkan pikirannya tentang Alex.             “Untuk apa laki laki itu berada disana”             “Selamat pagi, perkenalkan saya Sena Rethallia Noah. Saya lulusan Universitas Managemen dan Bisnis dengan nilai memuaskan dan beberapa pengalaman organisasi dengan nilai yang baik” Sena masih sibuk memperkenalkan dirinya sambil beberapa kali menjawab pertanyaan, terkadang dia cukup lama menjawab seperti berfikir sambil menggigit bibir bawahnya.             “Sekali lagi kau lakukan itu, aku akan menerkammu” Alex malah gelisah, Sena seperti menggodanya dan menyuruhnya untuk segera menariknya pergi dari sana, tapi dia tidak mungkin melakukan itu disini.             “Baik nona Noah, ada lagi yang perlu kau katakana untuk mempertimbangkan CV mu?”             “Saya rasa itu sudah cukup”             “Presdir ada lagi?”             “Tidak” Ucapan Alex yang tidak lepas dari pandangan Sena ditambah senyum liciknya kini semakin melebar, bagaimana tidak setelah Devi mengatakan Presdir Sena semakin terkejut.             “Apa? Presdir? Oh tidak aku akan mati, bodoh sekali kau Sena seharusnya kau memastikan seseorang yang kau ajak bicara”             “Oh satu saja, untuk persyaratan mengenai kehamilan nona Noah katakan jika tidak keberatan, untuk hal itu mungkin bisa dibicarakan lagi”             “Benarkan? Bukankah itu peraturan perusahaan?”             “Aku belum selesai berbicara setidaknya selesaikan jawabanku dulu sebelum kau mengajukan pertanyaan lain dengan memotong ucapanku” Skak Sena kalah, dia langsung malu bercampur kesal ketika Alex mengembalikan ucapannya tadi. Devi dan beberapa orang disana langsung terkejut mengenai perubahan persyaratan yang tidak pernah dibahas sebelumnya, ditambah kandidat yang lain Alex tidak mengatakan hal itu. Alex kembali tersenyum licik, merasa puas telah membalaskan dendamnya pada gadis itu. Akhirnya Sena keluar dengan wajah kesal dan malu, bisa bisanya dia menghancurkan karirnya sendiri.             “Presdir, masih ada satu kandidat lagi” ucap Devi.             “Aku lelah, kalian saja yang lanjutkan” Jika saja Sena kandidat pertama, setelahnya yang kedua dan seterusnya Alex tidak akan lanjutkan, dia hanya penasaran dengan gadis itu. Alex kembali keruangannya, memikirkan bagaimana caranya agar gadis itu bisa menjadi sekretarisnya, Sena terlalu sulit untu diterima karena latar belakang pendidikannya tidak terlalu bagus walaupun nilai dan pengalaman organisasinya sangat baik. Sebenarnya meminta pun Alex bisa membuat HRD menerima Sena tetapi cukup aneh jika Alex menerima seseorang yang tidak sesuai dengan kriterianya dan hanya beralasan penasaran dengan gadis itu. Alex tersenyum, dia tau bagaiman caranya agar Sena diterima tanpa perlu repot repot dia memikirkan alasannya. Ada Devi yang bisa dia jadikan alasan.             “Dev”             “Ah iya Presdir, ada yang bisa saya bantu”             “Kau sudah tau siapa yang menggantikanmu?”             “Sejauh ini saya masih mengetahui seleksi awal, ada dua nama yaitu Friska dan Imelda, mereka berdua cukup memuaskan dengan CV yang baik dan…             “Aku mau Sena”             “Sena? Maksud anda nona Noah?”             “Ya maksudku dia”             “Tapi maaf Presdir bagian HRD sudah memutuskan, ditambah nona Noah kurang memenuhi criteria dilihat dari latar belakangnya”             “Aku baru tau ada orang yang melawanku”             “Maaf Presdir” Devi menunduk, tidak seharusnya dia mengoreksi omongan Alex.             “Katakan saja pada bagian HRD jika Sena ada sepupumu dan kau merekomendasikannya, setidaknya bantu aku sebelum kau benar benar pergi Dev”             “Baik Presdir akan saya atur” Devi langsung menuju ruang HRD bertemu Clara selaku HRD dan juga orang yang ikut serta dalam interview pagi tadi.             “Maaf Clara, saya mau menyarankan sesuatu tentang penerimaan sekretaris pengganti”             “Baik Silahkan Dev”             “Saya rasa Sena menjadi pengganti yang bagus dan cocok” Clara menaikkan sebelah alisnya, dia juga tau jika Sena dari awal sudah tidak masuk criteria dilihat dari latar belakang pendidikannya.             “Kenapa? Adakah sesuatu alasan atau yang lainny”             “Hmm” Devi bingung, haruskan dia berkata jujur jika ini keingin Alex atau berbohong mengatakan seperti apa yang disuruh oleh Alex.             “Eh itu, Sena adalah orang yang saya kenal dan dia cukup bisa diandalkan sebagai pengganti”             “Sebelumnya kau bilang tidak merekomendasikan siapapun” Kini Devi malah kebingungan mencari alasan, Alex benar benar membuatnya pusing.             “Awalnya aku ingin dia ikut seleksi dengan professional seperti yang lainnya”             “No no rekomendasi darimu akan sangat membantu Dev, kau tau apa yang terbaik untuk menggantikan posisimu” Devi hanya tersenyum, salahkan Alex tentang kebohongannya saat ini.             “Baik akan aku pertimbangkan kalau begitu”             “Terimakasih Clara, maaf merepotkan”             “Tentu tidak Dev, aku tau kau cukup pusing memikirkan ini”             “Ya tentu saja, Presdir terlalu selektif, terimakasih Clara saya akan kembali ke tempatku”             “Silahkan” Devi keluar dari ruangan HRD, menghembuskan nafas lega setelah melakukan permintaan Alex yang aneh itu, Devi masih bingung apa alasan Alex menginginkan Sena menjadi penggantinya, bertanyapun percuma Alex tidak akan memberitahunya. Sena Rethallia Noah, gadis sederhana yang mencoba untuk bertahan hidup dan menjadi tulang punggung dirinya dan adiknya. Sena hanya tinggal dengan adiknya yang kini kuliah disalah satu kampus yang cukup terkenal, Sena tidak mau adiknya seperti dirinya yang hanya lulusan universitas yang biasa saja, untuk bisa bertahan hidup dikota makmur dan maju seperti New York membutuhkan latar belakang yang bagus. Sena bahkan tidak yakin tentang melamar pekerjaan diperusahaan Dominic jika saja bukan adiknya yang memaksa.             “Coba saja kak kau tidak akan tau sebelum mencoba, mungkin saja dewi fortuna berpihak padamu” Itu yang dikatakan Demian adik Sena. Sudah banyak tempat yang didatangi Sena untuk melamar pekerjaan dan semuanya menolak dengan alasan latar bekalang pendidikan Sena kurang bagus, itu juga hal yang membuat Sena ragu untuk melamar pekerjaan di perusahaan elit sekelas Dominic Corporation. Sena kini hanya berdoa semoga takdir berpihak padanya, walaupun tidak diterimapun Sena tau jika perusahaan sekelas Dominic tidak akan menerima dirinya yang hanya gadis sederhana, tidak memiliki pengalaman apapun tapi sudah berani melamar sebagai sekretaris.             “Kau tau Dem, saat aku melamar pekerjaan ditempat lain aku selalu berdoa semoga aku bisa diterima tapi kini aku seperti sudah tau jawabannya”             “Kau harus optimis kak, bagaiman jika tiba tiba kau diterima”             “Aku akan membelikanmu video game yang kau inginkan”             “Benarkah? Kau sudah berjanji”             “Ya jika aku diterima tentu saja”             “Kau seharusnya jangan memaksa untuk mencari pekerjaan yang baik kak, pekerjaanmu yang kemarin sudah mampu menghidupi kita berdua, lagi pula aku bisa kuliah ditempat yang lebih murah atau bekerja membantumu jauh lebih baik”             “Stop Dem kita sudah membahas ini, aku tidak mau kau sepertiku yang sulit mencari pekerjaan karena latar belakang pendidikanku” Sena menatap gedung tinggi didepan rumah sederhananya, gedung hotel yang menjulang tinggi seakan merendahkannya yang kini ada dibawah. Sena tidak bisa membayangkan dirinya bisa berada didalam hotel megah itu, untuk lewat saja sepertinya Sena tidak mampu. Demian melihat kakaknya, berdiri juga disampingnya melihat apa yang Sena lihat begitu serius.             “Kau akan kesana jika itu keinginanmu kak, berdoa saja”             “Hm” Sena tidak tau jika gedung hotel yang kini dia tatap sedang ada seseorang yang berdiri dijendela, menatap keluar dan melihat sekelilingnya, jalan begitu ramai dan didepannya ada rumah rumah sederhana dan beberapa toko. Alex menyesap wine ditangannya perlahan, sepertinya tidak pulang menjadi hal yang bagus mala mini ditambah Alex ingin sesuatu yang berbeda.             “Sena” Nama Sena tiba tiba terlintas dalam otaknya, dia tidak sabar menunggu saat Sena bekerja dengan dirinya, terus berada disampingnya.             “Sialan” Saat memikirkan itu Alex malah mengalihkan pikirannya pada bibir Sena, gadis itu tidak sadar jika dia berhasil menggoda seorang laki laki kaya raya. Sena begitu hebat sudah bisa mengotori pikiran Alex dan mendominasinya.             “Aku tidak akan melepaskanmu nona, kita lihat saja” Alex harus mendapatkan apa yang ia inginkan, Alex memiliki segalanya, kekuasaan, kekayaan, wibawa, kekuatan dan lainnya, jadi tidak mungkin bagi dirinya untuk tidak bisa mendapatkan Sena, gadis itu harus takluk padanya. Besok adalah hari dimana keputusan penerimaan sekretaris baru akan diumumkan, para kandidat tidak sabar untuk mendengar kabar perihal lamaran mereka dan terus berharap untuk bisa bekerja diperusahaan Dominic, disamping Alex. Laki laki dengan segala hal yang dia punya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD