"Kau?" Arka berdecih saat tahu hadiah apa yang dimaksud Sekertaris Dee. Awalnya ia kira hadiah itu berupa bisnis baru, saham naik atau yang lainnya. Dan Arka malah menganggap ini tidak lebih dari seorang pengacau, bukan hadiah ataupun kejutan. Pria itu menatap kesal, bagaimana bisa sekeris Dee menyebutnya sebagai hadiah. "Berkata sok pergi, padahal masih di sini," cibir Arka seraya berjalan duduk ke kursinya. Yang di cibir tak menaggapi, hanya diam menatap Arka. "Pergilah! Aku sedang tidak menerima tamu siapapun!" usir Arka tapi tidak di tanggapi lagi. Hingga pada saat Arka membuka laporan keuangannya Arka baru teralihkan. Menatap Sekertaris Dee dengan tajam. "Maaf, Tuan. Saya terpaksa merahasiakannya pada Anda karena tidak ingin merusak hari bahagia anda!" Arka menjatuhkan tubuhnya

