Sebelum Layla sempat menjawab pertanyaan Paulina, bel apartemen berbunyi. Suara khas itu membuat Layla tersentak kecil, sementara pelayan yang berjaga segera berjalan menuju pintu untuk membukanya.
Dan saat pintu terbuka, masuklah seseorang dengan aura khasnya yang tenang dan anggun.
"Ihhh, lagi pada ngumpul?"
Layla menoleh refleks. Wajahnya yang semula tegang kini berubah kaget saat melihat siapa yang datang.
Ibu Greta.Sang mertua berdiri di ambang pintu dengan senyum ramahnya, mengenakan dress elegan bernuansa pastel. Tangannya membawa beberapa kantong belanja, sepertinya baru saja dari butik atau supermarket mewah.
"Mama?" suara Layla terdengar sedikit gemetar, bukan karena takut, melainkan karena kejutan. "Kok disini?"
Ibu Greta tertawa kecil, menghampiri menantunya dengan langka
