Pasien Selanjutnya

1105 Words

April pun mendengus kesal, lalu menghela nafas lega setelahnya. Tak urung dia sempat takut jika memang Wawan memiliki niat lain terhadapnya, apalagi saat tidak ada Dani atau pengawalnya yang lain ikut bersama mereka. Hanya dia dan Wawan, serta sopir yang tidak turut masuk ke sana dan menunggu di mobil. “Pantas perasaanku tidak enak waktu mau berangkat berdua saja sama dia. Sialan!” umpatnya kesal. April teringat pada Dani yang malah pergi karena ada job lain, katanya. “Meli, apa dia aman?” gumamnya, tiba-tiba juga teringat pada Meli, gadis pelayan itu. Setiap kali ditinggal di rumah sendirian begitu, April selalu memerintahkannya untuk mengunci diri di kamar. “Aku nggak mau nanti klien salah mengira jika dia anak buahku juga, nanti kalau hamil nggak ketahuan bapaknya, aku sendiri yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD