Keesokan harinya, Emi bangun lebih pagi seperti biasa, meski dia hanya tidur sekitar 2-3 jam saja. Bangun subuh hari bahkan sebelum matahari muncul di ufuk timur ketika di kampung, sudah jadi adat dan kebiasaan sehari-hari. “Emi? Sudah bangun?” sapa Melati, dia terkejut bertemu dengan Emi di dapur umum panti jompo mereka. Emi tersenyum dan mengangguk menyapanya. “Pagi, Nona. Sudah bangun juga, ya?” katanya riang. “Iya, biasanya aku suka jalan-jalan pagi berkeliling memeriksa, sekalian olahraga jalan dan menghirup udara yang masih segar dan bersih!” kata Melati sambil mengaduk cangkir di tangannya. Sejenak Emi melihat ke arah cangkir berisi kopi itu, dia tersenyum saja lalu mengambil gelasnya sendiri. Menyeduh teh dan menambahkan madu ke dalamnya, lalu menghirup aromanya dengan penuh pe