“Arron ….“ Emi merintih menggigit merasakan miliknya yang berkedut meminta lebih. Arron tersenyum lebar. “Basah!” katanya. Emi tersenyum manis dengan pipi merah merona, dia membuka kakinya lebih lebar. Arron meletakan salah satu kaki mulus itu ke sandaran sofa, sementara yang lainnya dibiarkan menapaki lantai. Emi menahan nafas, posisi ini semakin membakar gairahnya, dengen gaun yang tersingkap dan sepatu berhak tinggi yang dipakainya, membuatnya merasa seksi dan jadi gadis tercantik di dunia. Apalagi melihat bagaimana Arron menatapnya dengan sedemikian rupa, dingin dan penuh puja. “Ahhh ….“ Emi menggigit bibir ketika dilihatnya Arron bergeser mundur lalu merunduk di antara kedua kakinya, bersiap melakukan hal yang sebelumnya sukses mengantarkan dia ke langit ketujuh pertamanya. “M