Arron mengulurkan tangannya meraih salah satu bukit kenyal itu, meremasnya gemas selagi dia memacu tubuh molek dan sintal milik Emi. “Ouhhh … Mas …,“ rintih Emi, merasa jika dia sudah hampir mencapai puncak, dia pun menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Arron. “Ohhh, Emily …,“ erang Arron merasakan kenikmatan baru yang datang seolah menghisapnya, dia pun semakin cepat mengeluar-masukkan batang miliknya di gua merah muda itu. Suara desahan dan erangan semakin bersahutan, Arron menarik Emi untuk bangun duduk melingkarkan kakinya di pinggang Arron, berpelukan erat saling memacu hasrat. Hingga akhirnya hentakan keras terakhir pun menandakan pelepasan keduanya, Emi mengerang dan melenguh nikmat merasakan rahimnya yang hangat, dipenuhi dengan benih-benih cinta dari Arron. “Ohhh …. Nik