(++) Pagi Yang Panas.

1097 Words

Emi tersenyum manis menjawab bisikan Arron, malu-malu dia mengangguk. Arron pun senang, dia segera menarik tangan Emi memasuki rumah tersebut. “Menurut sisa bayanganku yang tersisa, ini adalah rumah di mana aku banyak menghabiskan masa kecilku. Mungkin aku terlalu kecil sehingga tidak bisa mengingat semuanya dengan jelas,” tutur Arron, sejurus kemudian wajahnya terlihat sendu. “Termasuk … aku lupa bagaimana wajah asli ibu kandungku. Papa menyingkirkan semua hal tentang Mama menuruti permintaan istri barunya yang masih segar itu!” Emi mendengarkan sambil menggenggam tangan Arron dan membelainya. “Apa kamu membenci Mamamu?” tanya Emi sedikit ingin tahu perasaan Arron yang sesungguhnya terhadap ibunya. Arron sejenak menoleh menatap Emi, dia menggeleng. “Nggak tahu, aku tidak tahu ap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD