Tak menunggu sedetik pun bagi Arron untuk segera bergegas pergi mencari Emi, menurut Haidar, dia melihat perempuan itu berada di sebuah panti jompo di kota sebelah. Dia langsung memerintahkan Haidar untuk pergi ke sana malam ini juga. Haidar yang baru saja tiba dari apartemen Mona, hanya bisa berdiri mematung di ambang pintu sambil memegang ponselnya di telinga. “Ya, saya ke sana sekarang!” sahutnya, sesaat sebelum akhirnya panggilan telepon dari Arron pun selesai. “Ada apa?” tanya Mona heran melihat kekasihnya itu terlihat lesu seraya melangkah gontai menuju sofa. Haidar merebahkan tubuhnya di sana, sejenak menghela nafas panjang dan memejamkan mata, karena merasa lega punggungnya akhirnya menyentuh benda empuk. Mona duduk di sampingnya lalu meletakkan teh hangat untuk Haidar di meja.