Dengan penuh kemarahan dan sakit hati terpendam selama puluhan tahun, Clarissa melanjutkan kalimatnya. “Aku jadi p*****r, hanya demi memenuhi kebutuhan kamu karena ayahmu sama sekali tidak peduli sama istri dan anaknya!” Rianna terdiam dengan tangan mengepal erat. “Hidup ini butuh uang untuk mewujudkan semua keinginanmu, Rianna. Dengan uang kamu bahkan bisa menjatuhkan harga diri seseorang dengan mudah, hanya dengan uang!” geramnya dengan suara meninggi di akhir kalimat. “Jadi, apa yang sebenarnya ingin Mama katakan padaku tentang Arron?” tanya Rianna dengan air mata meleleh di pipinya. Clarissa sejenak menghela nafas dalam-dalam, memejamkan mata dan meredakan emosi yang sempat naik setiap kali mengenang kehidupannya yang gelap puluhan tahun lalu. “Mama tidak ingin membuat kamu meng