“Dengar, Emily!” potong Arron seraya mendekatkan wajahnya. Emi mengangguk dengan gugup, menahan nafas karena hembusan nafas Arron sendiri begitu dekat menerpa kulit wajahnya. “Kamu sudah jadi milikku, kemanapun kamu pergi aku pasti akan menemukanmu. Meskipun kamu sedang berada di dalam pelukan pria lain, aku pasti akan merebutmu!” Ada hentakan tak dimengerti terasa memukul dadanya, tapi disertai dengan perasaan bahagia membuncah di dalamnya. Emi melepaskan nafasnya kemudian tersenyum. “Keluargamu atau aku, mana yang mungkin kamu pilih?” tanyanya. “Apa?” Kening Arron berkerut mendengarnya. Emi melepaskan tangan Arron dan menggenggamnya. “Satu-satunya hal yang membuatku takut ketika melihatmu adalah, bayangan penolakan keluargamu,” ucapnya dengan suara bergetar. “Aku yang hanya gadis