Wanita itu adalah pelayan yang akan bekerja di rumah baru itu. Arron mengangguk singkat sambil terus berjalan masuk membawa Emi di dalam dekapannya, pelayan itu membantu membukakan pintu kamar dan mempersilahkan Arron masuk. “Mau saya siapkan makan malam, Tuan?” tanya pelayan itu ketika Arron membaringkan Emi di atas tempat tidur dengan lembut, tak mau membangunkan Emi. Emosinya seketika terpantik karena menganggap pelayan itu bersuara terlalu keras, sontak saja dia mendelik tajam pada pelayan itu. “Kamu tidak lihat saya baru sampai?” geramnya, kembali pada sifat dinginnya yang menyeramkan. Pelayan itu seketika menelan ludah, dia mengangguk seraya meminta maaf, kemudian berpamitan pergi dari kamar itu. Arron mendengus kesal jadinya, dia tak mau membangunkan Emi tapi pelayan itu malah b