“Apa yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya Lina dengan nada ketakutan. Clarissa menghela nafas sebentar. “Ini bukan pekerjaan sulit, aku hanya ingin kamu memata-matai mereka dan melaporkan semua yang mereka lakukan padaku!” katanya. Dahi Lina pun seketika berkerut dalam, bingung sekaligus heran kenapa majikannya justru ingin dia menjadi mata-mata di rumahnya sendiri. “Maksudnya saya memata-matai Nyonya Emi dan Tuan Arron?” tanyanya tak mengerti. Clarissa memutar bola matanya dengan jengah, malas karena harus menjelaskan lebih rinci. “Ya, pokoknya begitu. Apalagi sekarang di rumah ini bakal ada penghuni baru ‘kan, kamu tahu wanita tua yang bersama Emi itu!” tunjuk Clarissa ke luar jendela. Lina mengangguk dengan polos. “Katanya itu Ibu angkat Nyonya Emi, beliau akan tinggal di sini!”