Clara berdiri di sudut ruangan, menelepon Nathan untuk yang kesekian kalinya. Hingga ia nyaris kehilangan kesabaran, Nathan tetap tidak mengangkat telepon. “Gimana, Kak?” tanya Valen yang hari ini menemani Clara meninjau venue untuk acara pernikahannya dengan Nathan. “Nggak diangkat.” Clara menjawab dengan rahang mengetat, kentara sekali ia sedang menahan kekesalannya. Valen meringis, kasihan pada Clara dan kesal luar biasa pada Nathan. Meski pria itu tidak berjanji padanya untuk datang, tapi ia berjanji pada Clara. Dan hingga mereka sudah selesai berdiskusi dan berkeliling venue, Nathan tidak juga datang. “Kalau aku yang coba telepon, boleh?” tanya Valen. “Ah, iya. Kalian saling kenal kan? Coba aja kalau diangkat,” ucap Clara sedikit ketus. Valen hanya mengangguk dan mengeluarkan po