Upacara pernikahan itu dilangsungkan di sebuah ballroom hotel bintang lima. Digelar di hari Minggu di mana Valen amat bersyukur karena ia tidak ada tugas apalagi kuliah di hari Minggu. Sejak kemarin, ia sudah tidak bisa tidur nyenyak karena hari ini.
“Mama bakal datang kan?” tanya Valen pada Alya sebelum ia berangkat ke venue.
“Iya, Mama datang kok. Mama kan diundang.” Alya tersenyum, perasaan bangga menyusupi dadanya. Ini pertama kalinya ia melihat Valen begitu serius menerima tugas darinya.
“Tapi Mama datang lebih cepet bisa nggak? Aku takut ada yang kurang, Ma.” Valen mulai merengek. Ia mendadak tidak percaya diri sejak kemarin, gugup, gelisah, dan berbagai perasaan lainnya.
Alya mendekati putrinya, mengusap rambutnya lembut. “Kamu sudah berusaha sejauh ini, Mama juga udah selalu fo
