“Akhirnya pulang, Pak?” Ardan menghela nafas lega ketika melihat Ethan menggeret koper menghampirinya. Asisten Ethan itu terlihat kelelahan, wajahnya pucat dengan kantung mata hitam yang menghiasi area di sekitar matanya. Bagaimana tidak? Selama Ethan di Medan, yang mengurus semua urusan kantor adalah Ardan. Ethan hanya menyelesaikan urusan yang bisa dikerjakan secara remote. “Kamu sudah dapet apa yang aku minta, Dan?” tanya Ethan begitu ia masuk ke dalam mobil, ia langsung mengeluarkan tabletnya, jemarinya menari-nari di atas layar datar itu. Ardan duduk di belakang kemudi, melajukan mobil meninggalkan bandara. “Sudah, Pak.” Jemari Ethan langsung terhenti, ia mendongak. “Sudah? Itu artinya ada yang kamu dapat, kan?” Ardan melirik Ethan melalui kaca spion depan dan mengangguk. “Isha