POV BARA
Apa yang aku lakukan selama ini sudah pasti melalui pemikiran yang matang. Menurutku ini aku lakukan demi kebaikan bersama tanpa aku sadari jika ternyata ada Papa dan juga mamanya Sifa yang aku kecewakan. Sejak pertemuan dengan papa malam itu, di mana aku dan Sifa di sidang oleh beliau, hingga detik ini baik papa juga aku tak ada yang saling menghubungi lagi. Bukannya aku anak yang tidak tahu diri sehingga mengabaikan orang tua sendiri. Akan tetapi rasanya belum siap saja mendengar cercaan yang keluar dari mulut papa.
Hari ini Ben kembali menghubungiku. Aku memang ada janji dengannya. Janji untuk menemani Ben bertemu papa. Sebenarnya sudah sejak beberapa hari yang lalu Ben terus saja merengek kepadaku bahwa ia ingin menemui Papa. Rasa bersalah Ben pada papa membuat sahabatku it
