POV BARA Dengan penuh keraguan aku menjawab pertanyaan papa. "Pa, sekali lagi aku minta maaf. Kami akan menjalani kehidupan dengan apa yang telah kami mulai. Aku akan melanjutkan hidupku juga Ben yang akan menjalani rumah tangganya bersama Sifa." Papa menghela napas berat. “Papa tak bisa berbuat apa-apa dan tak bisa berkomentar apa pun juga. Boleh papa bertanya sesuatu?" "Apa itu, Pa?" "Apakah Sifa mencintai Ben? atau justru mencintaimu, Bara? Tapi kau sendiri yang mencampakkan Sifa?" Pertanyaan papa kenapa rumit sekali. Tapi aku haus menjawabnya dengan jujur. "Pa, aku dan Sifa tak ada perasaan yang spesial. Aku juga tidak mungkin mencampakkan Sifa. Tapi memang keadaan yang memaksa kami untuk berpisah. Berpisah di sini bukan berarti aku dan Sifa saling membenci. Bukan begitu. Meski k