Setibanya di rumah, Atha langsung membaringkan Nania di kasur, meminta wanita itu memiringkan posisinya agar tak mengenai luka yang baru saja diobati oleh dokter. "Ibu mau minum?" Tanya pemuda itu dengan lembut. "Dari tadi kamu terus kasih minum Ibu, memangnya kamu pikir Ibu nggak kembung apa?" Atha menarik bibirnya membuat garis senyum terpaksa. "Takut Ibu kehausan." Nania tahu kalau anaknya sedang tidak baik-baik saja. Setelah puas mengomel dalam perjalanan ke rumah sakit tadi, Atha berubah murung dan Nania tahu betul kalau anaknya menjadi pendiam bukan lantaran luka yang dialaminya. "Aku minta maaf Bu, sebagai anak aku masih belum bisa membahagiakan Ibu." "Bicara apa kamu ini? Dengan menjadikan Jingga sebagai anak Ibu yang seutuhnya saja Ibu sudah sangat bahagia. Soal anak itu

