Jingga berdiri tertegun tepat di depan sebuah toko dengan papan pengumuman terpampang lebar di sana. Langkah kakinya ia bawa lebih dekat agar Jingga bisa dengan jelas membaca kriteria yang tertulis dalam papan tersebut. Harapan itu seketika muncul, membuat Jingga tersenyum dengan tak henti memanjatkan doa dalam hati berharap ini akan menjadi awal yang baik untuknya menapaki kehidupan baru tanpa Atha. "Bismillah, Allah bantu. Semoga masih menjadi rejekiku." Jingga menggumam pelan. Ia merapikan pakaiannya sesaat sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam toko. "Assalamu'alaikum, selamat siang Mbak." Jingga menegur salah satu perempuan dengan seragam cokelat lengkap dengan apron dan topi yang bertengger di kepala. "Siang Mbak. Kalau mau beli silakan langsung ambil nampan saja habis itu lan

