Bab. 21

1458 Words

Dengan air mata yang terus berderai membasahi pipinya, bibir Jingga tak henti berdzikir. Suasana hatinya jauh lebih tenang sekarang meski rasa sakit itu belum sepenuhnya hilang. Ada banyak pertanyaan dan ketakutan yang berkecamuk dalam benaknya, tapi sekali lagi wanita itu menabahkan hati demi membongkar rahasia antara suaminya dan Mayang. Belum lagi perasaan Nania yang juga sangat mengusik Jingga, kesehatan wanita paruh baya itu menjadi taruhannya jika Jingga gegabah dalam mengambil keputusan. Seandainya saja Jingga bisa pergi dari sana tanpa memikirkan Nania, sayangnya mustahil karena bagi Jingga Nania adalah merupakan ibu kedua yang senantiasa dia sayangi. Jingga kembali menggelengkan kepalanya sambil menutup mata saat suara aneh itu kembali terdengar di telinganya, padahal telah da

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD