Tubuh tua nan lemah itu terlonjak kaget saat mendengar suara melengking yang bersumber dari bibir tipis berpoles gincu merah darah. Wajah Nania menegang, titik peluh menetes di pelipisnya, wanita itu memegangi dadanya dengan tubuh membeku karena terlalu syok. "Ada apa sih teriak-teriak?" Atha bertanya begitu ia tiba di kamar Nania. Teriakan Mayang tadi membuat Atha tanpa pikir panjang berlari dari ruang kerjanya, khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu dengan ibunya. "Ya Allah, Bu. Ibu kenapa?" Atha menarik beberapa lembar tisu untuk menyeka wajah Nania yang basah dengan keringat. Wajah ibunya tampak sangat pucat seputih kapas. "Bu, Ibu?" Atha mengguncang pelan bahu ibunya. "Kenapa diam saja May, ambilkan minum!" Hardik Atha, panik. "Iya." Mayang berlari gugup mengambil segelas air

