Keesokan paginya, Alexandra bersiap mengajak Nora jalan-jalan. Namun, seseorang tiba-tiba berdiri di depan pintu gerbang, menghalangi jalannya. Ia mengerutkan kening lalu mendongak dan mengenali pengunjung itu. Keterkejutan seketika terpatri di wajahnya. “Joshua?’ Ekspresi Joshua dingin, tanpa emosi apa pun. “Apakah kau butuh sesuatu, Tuan Carter?” Alexandra bertanya. “Aku tidak peduli kenapa kau ada di sini, tapi Candise terlarang bagiku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menindasnya!” ucap Joshua dengan tegas, matanya menatap tajam. Alexandra menegang, wajahnya berubah dingin. Ia menatap pria itu tak percaya. Joshua telah melangkah lebih jauh dengan membela Candise. Meskipun Alexandra tahu betapa pria itu peduli pada Candise, hatinya langsung dipenuhi amarah. Bagaimanapun, mereka