Di sisi lain, ekspresi Alexandra berangsur-angsur berubah muram saat ia memegang ponselnya. Dengan mata merah dan bengkak, ia menoleh dan menatap Nora yang sedang terbaring lemas di dalam ruang observasi dengan berbagai peralatan medis yang terhubung ke tubuhnya.
Tepat ketika dirinya selesai melakukan pemeriksaan di rumah sakit untuk membantu Dennis, ia menerima telepon bahwa Nora masuk rumah sakit.
Ketika mendengar berita itu, jantung Alexandra seolah berhenti berdetak saat itu juga. Begitu tiba di rumah sakit dan berbicara dengan dokter, saat itulah ia merasa dunianya runtuh dalam sekejap. Nora, putri kecilnya yang menggemaskan, gadis kecil itu sedang mengidap penyakit ... leukemia.
“Apa ... bagaimana bisa? Saat menjalani operasi usus buntu terakhir kali, Nora baik-baik saja. Tidak ad
