“Operasinya belum dilakukan, kan… ? “tanya Tony dengan wajah takutnya. Baru saja dokter ingin menjawab pertanyaan Tony, perawat mulai keluar dari ruang operasi dengan mendorong ranjang rumah sakit, Untuk memindahkan pasien ke ruang rawat biasa. Jangan tanya siapa pasiennya, tentu saja pasiennya itu adalah Diva.
Tony yang melihat Diva keluar dari ruang operasi, langsung mendekati ranjang rumah sakit itu, dan menahannya agar tidak dibawa pergi.
“Di-diva Sayang. Sayang apa yang kamu lakukan? Dimana anak kita? “ tanya Tony dengan tangan gemetar menyentuh perut Diva yang sudah rata.
Diva yang mendengar pertanyaan Tony langsung meneteskan air matanya dari sudut matanya, dan tetap memilih bungkam. Diva menangis bukan karena ia menyesali keputusannya untuk membuang jejak benih CEO Tony, tapi karena Diva merasa sakit di hatinya saat mendengar panggilan sayang itu kembali ada setelah beberapa tahun tidak pernah ia dengar. Diva mendengar panggilan sayang itu dari Tony saat masih pacaran saja, dan Setelah 1 tahun menikah, Tony tidak lagi memanggil dirinya dengan panggilan romantis itu, Apalagi setelah kehadiran Linda, jangankan panggilan sayang, bahkan sikap lemah lembutnya atau sikap hangatnya terhadap dirinya sudah tidak lagi Diva dapatkan.
“ Bawa aku pergi, Sus. “ Titah Diva dengan penuh ketegasan, meminta agar suster membawanya ke ruang rawat dan mengabaikan keberadaan Tony.
Suster ingin mendorong kembali ranjang rumah sakit itu untuk dibawa ke kamar rawat biasa, tapi lagi-lagi Tony menahannya.
"Diva. Masalah apapun dan sebesar apapun yang kamu hadapi, bukan ini jalan yang kamu ambil. Anak kita adalah masa depan kita, impian kita sejak dulu, darah daging kita. Bisa-bisanya kamu membunuh anak kamu sendiri! "Ujar Tony dengan penuh kemarahan, namun Diva tetap memilih bungkam, dan kembali menyuruh agar suster membawanya ke kamar rawat biasa.
Akhirnya suster langsung membawa Diva untuk berpindah ke kamar rawat biasa, meski Tony menahannya, tapi suster tetap membawa Diva ke kamar rawat, atas dasar perintah tegas Dari Diva.
Setelah kepergian Diva, Tony langsung menghajar dokter tanpa henti, karena ia telah membantu Diva untuk melenyapkan anaknya.
"Aku akan menuntut rumah sakit ini, Bahkan aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang seperti hari sebelumnya. Aku pastikan hidupmu akan hancur setelah kamu berhasil membunuh anakku. "Ujar Tony setelah beberapa kali memberi bogem mentah terhadap dokter, membuat dokter langsung membela diri, karena sebenarnya Ia memang tidak tahu apa-apa.
"Saya mohon maaf, Tuan Tony .Saya tidak tahu kalau Nyonya Diva itu adalah istri anda, karena nyonya Diva bilang suaminya telah meninggal saat usia kandungannya masih berusia 1 bulan. Dari situlah saya mengira kalau Nyonya Diva mengalami beban karena hamil tanpa adanya suami, hingga Saya mau menerima permintaan Nyonya Diva untuk membantu aborsi. Kalau saya tahu nyonya Diva itu istri Anda, saya juga tidak berani melakukan hal tersebut. "ujar dokter apa adanya, karena memang itulah kenyataannya, Diva memang memberitahu dokter kalau dirinya tidak memiliki suami dan memberitahu kalau dirinya janda ditinggal mati.
Mendengar pernyataan dari Dokter, Tony semakin murka, karena Diva menganggap dirinya telah tiada. Padahal, selama ini dirinya baik-baik saja, dan tidak mengalami luka apapun, apalagi meninggal, tapi Diva malah menyebar rumor kalau dirinya telah tiada pada dokter.
Setelah Tony puas memberi pelajaran pada dokter, Tony langsung menyusul Diva, karena Tony ingin mendengar penjelasan Diva Kenapa ia melakukan aborsi, bahkan menganggap dirinya telah tiada. Tony harus tahu Apa alasan Diva.
Brak
Tony dibuat bingung saat ia masuk ke kamar rawat yang semestinya ada Diva, Justru malah suster yang membawa Diva tadi membereskan kamar rawat tersebut, terlihat sangat kosong dan sangat rapi tak berpenghuni, yakni Diva belum memakai tempat tersebut.
"Suster, di mana istriku Bukannya kau yang mengantarkan dia ke kamar ini?" Tanya Tony.
“ Benar, Tuan. Saya yang mengantar nyonya Diva ke kamar ini. Tapi beliau sudah pergi. Beliau memaksa untuk langsung pergi, dan beliau juga tidak memberitahu saya kemana ia akan pergi." Jawab Suster tersebut yang membuat Tony semakin murka, dan bahkan Tony sampai menendang pintu kamar rawat itu secara kasar, hingga membuat Suster itu berjingkrak karena kaget.
“ Kenapa kau tidak menghalangi dia pergi? Bukankah kau sudah tahu kalau dia baru saja operasi? Bukannya seharusnya pasien yang baru saja operasi harus istirahat total? Kenapa kamu malah membiarkan dia pergi dengan begitu mudahnya? "Bengtak Tony dengan penuh emosi, membuat Suster itu sangat ketakutan.
" Saya sudah mencoba untuk menghalangi Nyonya agar tidak pergi, Tuan. Tapi beliau memaksa. "Ujar Suster itu, dan Tony langsung pergi begitu saja setelah melampiaskan kemarahannya di kamar yang semestinya masih ada Diva.
Linda yang kebetulan melihat Tony, langsung berlari mengejar Tony, bahkan berteriak memanggil Tony, meminta agar Tony menunggunya . Tony tidak menghiraukan panggilan dari Linda, karena yang saat ini ia butuhkan adalah penjelasan dari Diva. Tony terus melangkah menuju mobilnya, tapi Linda tidak kehabisan ide untuk menghalangi kepergian Tony. Linda berdiri di depan mobil Tony, hingga Tony menggeram karena kesal. Berulang kali Tony membunyikan klakson mobilnya tapi Linda tetap tidak berpindah posisi. Karena Tony tidak ingin kehilangan jejak Diva, akhirnya Tony keluar dari mobil dan marah terhadap Linda.
"Apa kamu tidak bisa mengganggu aku sebentar saja, khususnya hari ini!" Bentak Tony pada Linda.
"Kak Diva itu sudah pergi, dan Kak Diva sudah tidak menghargai Kak Tony lagi. Untuk apa kak Tony merendahkan diri hanya untuk mengejar Kak Diva!” ujar Linda yang tak kalah kerasnya dari Tony, membuat Tony semakin marah. Tony langsung mendorong Linda hingga kepala Linda terbentur tembok rumah sakit, tapi Tony tidak menghiraukannya, dan langsung pergi untuk mengejar Diva meski Tony tidak tahu kemana Diva pergi.
Berulang kali Tony mencoba untuk menghubungi Diva, Tapi sayangnya nomor yang dihubungi oleh Tony sudah tidak terpakai lagi, yang artinya mungkin saja Diva sudah membuang nomor yang biasa iya gunakan. Tony langsung menghubungi beberapa orang yang bisa membantu dirinya untuk mencari Diva agar Tony bisa menemukan Diva sebelum Diva pergi terlalu jauh.
Seharian penuh, dan bahkan hingga tengah malam, Tony terus mencari keberadaan Diva tapi Tony tidak menemukan Diva. Sungguh Tony merasa begitu sangat kesulitan untuk mencari keberadaan Diva hingga Tony benar-benar merasa frustasi.
Tony tetap tidak menyerah. Tony tetap berusaha untuk mencari Diva, meski Tony merasa begitu sangat kelelahan dan tidak menemukan titik terang sedikit saja untuk menemukan Diva. Tony tetap mencari Diva hingga pagi, tapi Tony tetap tidak mendapatkan apa-apa. Tidak hanya Tony yang tidak mendapatkan apa-apa, tapi orang-orang yang diberi perintah oleh Tony untuk mencari Diva juga tidak mendapatkan apa-apa, yang artinya Tony gagal menemukan Diva. Tony tidak menyangka, kalau bepergian Diva begitu sangat sulit ia temukan. ternyata begitu sangat dalam tempat Diva untuk bersembunyi, hingga Tony tidak bisa menemukan keberadaannya. Tony semakin dibuat kesal saat dirinya berusaha mencari keberadaan Diva, tapi Linda selalu menghubunginya.
Karena Tony merasa begitu sangat kelelahan, dan sudah tidak bisa menahan diri untuk tetap mencari Diva, ditambah Tony juga sudah sehari semalam tidak beristirahat sama sekali, akhirnya Tony memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat perjalanan ke rumah Tony berharap ia sudah menemukan keberadaan Diva di rumah.
Sampainya di rumah, Tony dibuat terkejut saat mendapati seorang yang memiliki status sebagai pengacara, dan Tony tahu pengacara itu adalah orang kepercayaan keluarga Diva.
"Selamat pagi, Tuan Tony. “ Ujar Pak Burhan mengucapkan selamat pagi terlebih dahulu pada Tony, dan Tony tidak menanggapi ucapan selamat pagi dari Pak Burhan.
"Saya tidak bisa terlalu lama di sini, karena saya juga sudah dari tadi menunggu Tuan Tony. Saya datang ke sini hanya untuk memberikan ini. "Ujar Pak Burhan Seraya menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat.
Tony langsung mengambil amplop tersebut, dan betapa terkejutnya Tony saat melihat isinya, dimana isinya itu merupakan gugatan cerai Dari Diva.
“ Surat cerai… .