"Tidak punya ayah?" Alis Candra terangkat ketika dia mendengar kalimat itu keluar dari mulut pria tambun di depannya. Mahdi tampak gugup, takut jika dia mengatakan sesuatu yang salah, "Y-ya, Pak Candra harus tau, anak ini–" "Anak saya," Potong Candra dengan cepat dan tenang. Mata ketiga orang dewasa di ruangan itu membulat seketika, ketiganya mundur dengan kaget, secara bersamaan menatap Tya yang hanya diam dengan wajah yang sedikit terluka. Suasana langsung menjadi hening seketika. "P-pak-" "Biaya rumah sakit biar saya yang bayar," Ucap Candra dengan tidak peduli, "Saya bawa Tya pulang dulu." Guru BK itu menanggapi Candra dengan tergagap. Masih tidak menyangka bahwa siswa beasiswa yang dia kira miskin adalah putra dari sponsor sekolah mereka. "Ayo." Tya mengangguk, keluar mengiku