47. Resmi, SAH!

2469 Words

Hari sakral itu pun tiba. Mas Dipta kembali menjabat tangan Ayah untuk yang kedua kalinya, kali ini di depan penghulu serta para saksi yang jauh lebih banyak. Pada akhirnya, kami sudah SAH menjadi pasangan suami istri, baik itu secara agama maupun negara. Ada kelegaan sekaligus keharuan luar biasa ketika kami berdua duduk berdampingan untuk menandatangani berkas-berkas nikah. Tak terhitung berapa kali kami saling melempar senyum satu sama lain. Kupikir akad kali ini tidak akan seharu ketika akad waktu itu, tetapi ternyata aku salah besar. Ketika acara sungkeman dengan orang tua, tangis itu kembali keluar. Kesakralan pagi ini terasa lebih nyata dan mengena di hati. Ayah menitikkan air mata ketika pertama kali melihatku mengenakan kebaya pengantin. Ada tangis haru, tetapi bahagia di sa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD