Bagun tidur kali ini terasa sangat berbeda dari biasanya. Kalau biasanya pemandangan yang pertama kali aku lihat setelah membuka mata adalah dinding atau langit-langit kamar, maka pagi ini adalah wajah Mas Dipta yang masih terlelap. Tidurnya sangat tenang. Tak banyak gerak dan juga tak berisik. Wajahnya terlihat jauh lebih muda, dan aku tidak tahu kenapa bisa begitu. Aku bangun sejenak, lalu kulirik jam yang menempel di dinding. Sudah pukul setengah lima, itu artinya suamiku ini harus segera bangun. “Mas Dip, udah jam setengah lima. Bangun, yuk ...” Hebat sekali! Hanya dalam sekali panggil, matanya sudah membuka perlahan dan mulai mengerjap-ngerjap. Dia menoleh, dan bibirnya langsung melengkung ke atas ketika melihatku sedang mengawasinya dari dekat. “Udah jam setengah lima. Ud