Mark terpaku melihat pantulan dirinya di cermin saat ini, di mana di sana ada sosok lain dari dirinya yang memakai baju koko dan sarung dan juga peci. Agak risih jika saja dia tak memikirkan situasi pesantren saat ini, dia juga tak ingin membuat orang-orang itu curiga sebelum dia tahu benar kondisi yang sebenarnya. "Bagaimana?" Suara Kyai Ahmad membuyarkan pandangannya, Mark menoleh ke arahnya. "Heum, masih terasa ...." Mark tak meneruskan ucapannya, dia bingung menjelaskan perasaannya saat ini, ini hal yang baru dan pertama kalinya dia berpakaian seperti ini. Agak repot dengan sarung itu, namun juga dia merasa nyaman dan sejuk. Kyai Ahmad tersenyum, "Baiklah, apakah nyaman?" ucapnya mengganti pertanyaannya. Mark perlahan mengangguk dengan canggung, dia menarik lengan baju kokonya ya