Abi benar-benar merasa kebingungan, harus kemana ia membawa Mireya pergi. Hampir tiga puluh menit berlalu, namun ia masih belum menemukan tempat yang pas untuknya dan Mireta berkencan. "Aku lapar," terdengar suara Mireya, persis di sebelah telinganya. Abi semakin kebingungan setelah mengetahui Mireya lapar. Kemana ia harus membawa Mireya mencari makanan, mengingat nasib isi dompetnya yang hanya tersisa beberapa lembar uang kertas, rasanya tidak mungkin membawa Mireya ke tempat makan yang biasa Mireya kunjungi. Tidak ingin membuat kekasih sementaranya kelaparan, akhirnya Abi menepikan sepeda motornya di salah satu restoran cepat saji cukup terkenal. Meski namanya restoran itu cukup terkenal di semua kalangan masyarakat, setidaknya menyantap dua porsi makan di sana tidak akan menguras

