bab 1

658 Words
Selamat membaca ... "Papah mau kemana pagi-pagi gini..?" Tanya Sheila kepada papanya yang sudah rapih sejak pukul 4 pagi. "Mau ada pertemuan bisnis dengan rekan kerja sayang, baik-baik dirumah ya. Papah bawa mamah juga soalnya." Ujar Revan kepada anaknya. "Hu'um, jangan lama-lama loh pah." Ujar Sheila mengingatkan. Reisya tiba- tiba datang dari kamarnya. "Udah siap pah?" Tanya Reisya yang dibalas anggukan oleh Revan. Cup..! "Mama pergi dulu ya sayang." Ujar Reisya seraya mengecup kening anak perempuan satu-satunya. Sendiri lagi deh.. Seakan bisa membaca pikiran Sheila, "papah titip kamu sama om Bian ya." Ujar Revan pada Sheila. Paman Bian yang ganteng itu? "Paman Bian mau kesini?" Tanya Sheila pada papahnya yang masih berada diambang pintu. Revan mengangguk, "Iya sayang, papah gak mau kamu keluyuran dirumah." Ujar Revan. "Papah pamit." Sheila menelan ludahnya sendiri, jujur ia takut tiap bertemu Bian. Bian selalu saja menatap dirinya dengan tatapan aneh, dan anehnya lagi Sheila menyukai itu.Pukul tujuh, terdengar suara mobil dari luar garasi. Mau tidak mau Sheila mengeceknya, kagetnya Sheila ternyata itu Bian. "Aduh kenapa paman Bian bisa disini sih?" Ujar Sheila takut-takut. Sheila hafal sekali mobil Bian walau kadang suka berganti-ganti. "... Oia papah yang suruh!" Ucap Sheila yang baru mengingatnya. Sheila membukakan pintu rumahnya. "Paman sudah datang..?" Tanya Sheila yang seharusnya tak harus lagi dijawab. Bian mengangguk,"Om saja, Sheila. Paman terdengar terlalu tua!" Peringat Bian. Sheila pun mengangguk setuju. "Ehm, masuk om.." tawar Sheila pada Bian. Sheila menyadari tatapan Bian yang berubah risih. Ada apa dengan om Bian ? Bodohnya Sheila, ia baru sadar pakaian tidur satin yang menerawang masih melekat jelas ditubuhnya. Cetakan dadanya bahkan hampir terlihat. Sheila menyilangkan tangan nya didepan dada miliknya, berusaha untuk menutupinya dari penglihatan Bian."Pagi sekali om kesini. Mau minum apa? Kopi? Teh?" Tanya Sheila. "Kopi pahit saja, Sheila." Jawab Bian yang sekarang tengah berada dihadapan TV. Duduk santai diatas sofa milik keluarga Revan. Sheila mengangguk, lalu berniat kekamarnya lebih dulu untuk mengganti baju miliknya. Drttt... Drtt.... Telfon dari papah ? Sheila mengangkatnya, "Halo pah..?" "Kamu baikan disana, papa dan mama kangen nih." "Sheila baik kok, baru juga beberapa jam pisah." "Iya, jaga diri Sheila. Papa akan suruh om Bian jaga kamu 24 jam, kalau kamu nakal." "Iya, oke. Sheila akan jaga diri." "Papah akan pulang sebulan lagi, baik-baik disana sayang. Kalau ada apa-apa telfon papah ya." "Satu bulan? Apa gak terlalu lama papa dan mama tinggalin Sheila?" Rengek sheila. "Demi kamu Sheila, papa dan mama juga gak mau sebenarnya tinggalin kamu. Kalau bosan main ketempat om Ken kan bisa, jangan terlalu menyusahkan om Bian ya." "Iya, Sheila ngerti. Sheila bisa main ketempat om Ken ya." "Yasudah, papa tutup dulu ya, mama rewel minta dipeluk nih.." "Hu'um. Dah papa, salam buat mamah. Hati- hati." Sheila memutuskan telponnya, ditinggal sebulan bukan perkara mudah bagi Sheila. Setelah berganti baju Sheila segera menuju kebawah membuatkan kopi pahit untuk Bian.Saat Sheila sudah berada didekat Bian, Sheila dibuat senyum sendiri, melihat Bian yang memainkan MacBook nya dengan serius terlihat sangat seksi dihadapan Sheila. "Ini om." Ujar Sheila seraya meletakan kopi panas diatas meja depan sofa yang sedang diduduki oleh Bian. "Terimakasih Sheila." Ucap Bian dengan senyuman manis yang sudah menjadi Favorite Sheila sedari dulu. Bian menatap Sheila dengan aneh. "Sudah mandi atau hanya ganti baju?" Tanya Bian sedikit meledek. Muka Sheila malah memerah. Sedikit malu karena ketawan belum mandi. "Sini duduk disamping om, om cium biar tahu kamu sudah mandi atau belum.." ledek Bian. Kadang ledekan Bian yang menganggap Sheila masih kecil sangat tidak Sheila sukai. Tapi terkadang juga suka. Bian seperti menganggapnya masih kanak-kanak, dan itu membuat Sheila sedikit kesal. Sheila duduk disamping tubuh kekar milik Bian. Dengan dress selutut bertema bunga-bunga membuat Sheila semakin imut dimata Bian. Humppn.. Bian menghirup aroma tubuh Sheila yang masih memiliki sisa harum vanila kesukaan Bian. "Seperti biasa kamu selalu wangi Sheila, walau belum mandi pun selalu tetap begitu." Gumam Bian. "Kenapa om?" Tanya Sheila yang kurang jelas mendengar kata-kata Bian. Bian menggelengkan kepalanya. Lalu berkata, "Hari ini, mau kencan bareng om?" 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD