Satu

828 Words
'Penyesalan di buat untuk para pengganggu.' [Cowok nyebelin] Seorang gadis tengah sibuk mencatok rambutnya yang lurus itu menjadi sedikit ikal di bagian ujungnya. Rambut coklat hazelnya ia biarkan terurai. Ia membuka bungkus permen karet yang baru saja ia ambil dari sakunya. Mengunyahnya, lalu membuang bungkusnya ke tempat sampah kecil yang tersedia di kamarnya. Gadis dengan tampilan modis itu menuruni anak tangga lalu pamit pada kedua orang tuanya. Kenzo dan Clarissa. "Maura ngampus dulu Pa, Ma! Dadah!" Gadis itu langsung berlalu begitu saja setelah mengambil kunci mobilnya. Clarissa terlihat menggelengkan kepalanya. "Anak kamu tuh, Zo. Udah dua puluh dua tahun, tapi belum juga dewasa. Masih jahil dan buat masalah terus." Keluh Clarissa membuat Kenzo tersenyum simpul. "Nakalnya Maura kan nurun dari kamu dulu," kekeh Kenzo sambil menarik hidung Clarissa. "Enggak, ah. Aku anak baik-baik." Belanya yang membuat Kenzo terkekeh. ₩₩₩ Maura menancap mobil sport merahnya di atas rata-rata sampai-sampai seorang ibu-ibu yang tengah menyebrang hampir tertabrak olehnya. Untungnya wanita itu menghindar walaupun sambil bergerutu. "Ups, sorry.." Gumam Maura pelan tanpa rasa bersalah. Walaupun ia yakin wanita itu tidak mendengarnya karna gadis itu tetap menancap gasnya kencang tanpa berniat mengendurkan kecepatannya. Tak butuh waktu lama akibat mengebut, kini gadis itu sudah sampai kampusnya elitnya, Universitas Larvana. Baru saja keluar mobil, kedua sahabat layak kacungnya itu berlari menghampirinya. "Mauraaaa!!" Maura langsung menutup telinganya mendengar pekikan yang akan memecahkan gendang telinganya itu. "Aduh, apa sih?!" Geram Maura sambil mengibas rambutnya. "Ra! Kak Anita, Ra! Dia sama temen-temennya mau labrak lo katanya, tadi dia nanya-nanya ke kita gitu ya, La!" Mendengar keyakinan Farah dan langsung di angguki pula oleh Lala, Maura hanya mendecih. "Ya, yaudah. Terus kenapa? Gue gak takut, kok." Kekeh Maura. "Gue tau, Ra. Tapi kayaknya dia marah karna Kak Rian deh." Ujar Farah lagi. "Rian?" Maura terlihat mengingat-ngingat. Masalahnya Maura memiliki skandal cinta dengan begitu banyak pria. Jadi--yang mana? "Itu, Ra. Cowok yang lo tolak mentah-mentah di kantin." tutur Farah yang lagi-lagi di angguki cepat oleh Lala. Mendengar itu Maura terkekeh. "Shit. Karna cowok lagi? Buang-buang tenaga gue aja." Maura langsung berlalu meninggalkan kedua temannya setelah berujar. "Bawain tas gue di mobil," titahnya enteng. "Siap, Bu bos!" Lala langsung melakukan perintah teman bak bosnya itu. ₩₩₩ Maura berjalan menuju taman melewati lapangan basket. Tapi tiba-tiba seorang wanita yang lebih tua setahun darinya menarik rambutnya. Sontak Maura balik menjenggut rambut wanita bernama Anita itu. "Cewek sialan! Berani-beraninya lo tolak Kakak gue daan malu-maluin dia di kantin! Dasar jalang!" Umpatnya yang sangat menggelitik bagi Maura. "Bukan gue yang malu-maluin dia. Tapi dia yang malu-maluin dirinya sendiri." Tutur Maura tajam yang berhasil membuat Anita naik pitam. Suasana semakin panas, siswa siswi pun sudah berkerumun mengelilingi mereka untuk menonton tanpa berniat memisahkan. Suasana semakin riuh. Tapi tiba-tiba seorang pria mendorong kedua gadis itu agar saling menjauh dengan kasar. "Udah ngampus, masih kayak bocah tk." Ujar pria itu dingin. Anita menatap Maura tajam seperti belum puas bertengkar. Sedangkan Maura malah jengkel sendiri dengan perkataan pria tampan di depannya ini. Maura maju hingga hanya berjarak beberapa jengkal dengan pria itu. "Gak usah. ikut. campur." Tekan Maura menatap lurus mata elang pria itu. Pria itu mendecih. "Ini lapangan basket. Dan gue lagi main. Lo, ganggu. Kalo mau ribut silahkan lanjutin. Tapi geser dikit. Jangan masuk batas lapangan. Ngerti?" Ujaran yang berhasil membuat Maura menganga. Jadi pria itu hanya memisahkan karna Maura menginjak batas lapangan mainnya? Lebih brengsek dari yang ia duga. Buru-buru ia pergi dari sana diikuti oleh Farah dan Lala. "Heh, urusan gue belum selesai sama lo!" Pekik Anita. Maura yang mendengar itu langsung berbalik. "Emang. Urusan kita emang belum selesai kalau lo belum bertekuk lutut minta maaf sama gue." Ujar Maura dengan smirk-nya. Gadis itu langsung melanjutkan langkahnya. ₩₩₩ "Jadi gimana rencana lo, Ra?" "Udah pasti kita ngerjain Kak Anita'kan, Ra?! Ih seru nih pasti," semangat Lala. "Liat aja. Gue bikin dia nyesel!" Pekik Maura geram. Kini mereka tengah berada di dalam kelas yang sebentar lagi akan di mulai. "Harus dong!" sahut Lala. "Ya ampun, Ra. Rambut lo jadi kusut gini," nilai Lala yang langsung merapihkan rambut Maura. "Bentar gue cari sisir, Ra." Ujar Farah. Gadis itu berbalik menengok ke bangku belakang. Di sana terdapat seorang gadis berkepang dua dengan kacamata besar dan tebalnya itu. "Heh, cupu. Beli sisir sana. Kemana kek," titah Farah tak dapat di bantah. Gadis itu langsung bangkit tanpa menolak. Satu kampus pun tahu siapa Herra Maurabella Arsenio itu. Biang keroknya Larvana yang begitu hebat membuat orang lain menyesal telah mengganggu mereka. Para siswi segan sekali terhadap Maura. Sedangkan kaum adam malah tak bisa berkutik bila sudah berada di hadapan Maura. Pesona Maura tak bisa mereka tolak. Bagaimana pun, Maura adalah primadonanya Larvana. Dan sialnya, ada satu pria yang berhasil membuat Maura jengkel setengah mati untuk pertama kalinya. Satu-satunya pria yang sama sekali tidak bertekuk lutut seperti pria lainnya dihadapannya. Maura akui pria itu memang sangat tampan. Tapi, pria itu benar-benar menyebalkan. Dan pria itu berhasil masuk ke dalam daftar hitam Maura!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD