Eps. 14 Temani Saja Aku

1304 Words

Devan mengembuskan napas panjang, lalu menatap Lyla dengan ekspresi mulai jengah. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, lalu kembali menatap wanita itu, dingin. “Kalau cuma mau bahas perasaan, Lyla...aku nggak punya waktu. Urusanku banyak,” ujarnya sambil menggulir bola mata dan mengangkat tangan melihat arlojinya. Jarum jam menunjukkan waktu yang terus berjalan—dan kesabarannya ikut menipis. “Ada hal lain yang lebih penting yang mau kamu bicarakan? Atau… cukup sampai di sini?” Lyla mengernyit. Senyumnya memudar. “Jadi, kamu masih mau antar aku periksa kandungan hari ini atau nggak?” tanyanya, suaranya terdengar getir. Devan diam sesaat. Hatinya berdebat. Antara ingin pergi secepatnya atau bertahan karena janin yang dikandung Lyla…adalah darah dagingnya juga. Devan menghela

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD