ARKA masih menatap Nara dengan tatapan penuh dengan harapan. Bagaimanapun, dia sudah berkali-kali meminta Nara untuk menjadi istrinya. Namun dia selalu mendapatkan jawaban acuh tak acuh dari Nara. "Oke, ayo kita mulai semuanya dari awal lagi." Jawaban itu, jawaban yang membuat Arka tidak lagi berani melepas sesuatu yang sudah dia genggam erat-erat, tidak lagi berani mengendurkan cengkramannya dan membuat sesuatu yang penting di sana terlepas. "Jadi itu kisah perjalanan cinta Mama sama Papa. Gimana, papa hebat, kan?" "Ebat!" Bocah perempuan berkepang dua itu berseru sambil mengepalkan tangannya ke atas. Dia baru berusia satu tahun, walaupun tidak mengerti apa yang sang ayah ceritakan padanya, anak itu tetap menjerit semangat karena biasanya, setelah sesi cerita yang unfaedah ini, Papa