Ya, yang baru saja melewatiku tadi adalah Bu Anggita Pramudji. Sikapnya tidak berubah, dia tetaplah Bu Anggita arrogant yang pernah aku temui dulu. “Mbak, kita pulang sekarang,” ajak Mas Haikal dan aku mengangguk setuju. “Mbak Ayasha!” Aku mengalihkan pandanganku kepada wanita yang baru saja masuk dan langsung berdiri di samping Mas Rayyan. “Bener, ih, Mbak Ayasha. Saya Jaslyn Qinara,” sapanya seraya mengulurkan tangannya ke arahku. “Ayasha,” jawabku menyambut uluran tangannya “Saya salah satu fans, Mbak.” “Oh, ya?” Aku mengangguk seraya meringis, lalu menatap Bu Anggita yang ternyata tengah memandangku dan tampak tak senang, berbeda dengan Mas Rayyan sedang tersenyum ke arahku. “Dalam dekat ini, aku akan nikah dan ingin memakai gaun desain Mbak Ayasha, ini calonku.” Deng

