“Gagal agenda kita malam ini, Sayang—” “Kalian punya agenda apa?” Aku membulatkan mata saat Mas Abi berdiri tepat di belakangku. “H—hah, bukan apa-apa, Mas,” jawabku. “Kurangi kepo-mu, Mas,” sambung Mas Dion. Mas Dion menarikku menjauh dan aku mengikutinya seraya mengangguk kepada Mas Abi yang menatap kami curiga. Sepanjang barbeque-an Ainun tak lepas dari pangkuan Mas Dion. Aku mendekat ke arah mereka, membawa sosis panggang. Memberikan pada Ainun yang antusias setelah mendapat izin dari Mamanya. “Ainun, kok, nempel terus sama Om Dionnya tante, sih. Tante juga mau dipeluk.” “Om Dion sama-sama, ya, Tante—Om peluk Tante, Om.” Aku terkekeh geli mendengar Ainun memerintah Mas Dion yang langsung merangkulku. Nyaman dan menyenangkan sekali. Setelah selesai makan malam dan bersantai,

