Pagi itu di kantor, Elvira tersenyum lebar saat melihat Ebas melangkah masuk ke ruangannya sendirian. Wajahnya berbinar, mengira ini adalah kesempatan baginya untuk mendekatkan diri pada pria itu tanpa kehadiran Nala. Dia berdiri dari mejanya dengan semangat, menyambut kedatangan bosnya. "Selamat pagi, Tuan Ebas. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan nada manis. Namun, Ebas hanya menatapnya sekilas, wajahnya tetap dingin seperti biasa. "Tidak ada. Lanjutkan pekerjaanmu, Elvira," ucapnya singkat tanpa memberi kesempatan lebih. Dia berjalan melewatinya begitu saja, membuat senyum Elvira perlahan pudar. Sesampainya di ruangannya, Ebas disambut oleh Galih, asistennya yang selalu sigap. Galih sudah berdiri di dekat meja kerja dengan beberapa dokumen yang siap untuk ditandatangani. "Sel

