Luna sibuk dengan pekerjaannya wanita itu juga lebih memilih lanjut bekerja dari pada makan siang bersama yang lain, Luna mengeluarkan sepotong sandwich dari tasnya dengan santai wanita itu melahap sedikit demi sedikit tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
"Kau tidak makan siang?" Tanya Mike.
"Ini aku sedang makan." Jawab Luna sambil memperlihatkan potongan sandwich yang sudah hampir ia makan separuhnya
"Kau harus istirahat kau bisa sakit jika terus-menerus makan siang seperti itu." Mike meletakan sekotak makan siang di meja Luna serta sebotol vitamin sebagai pengganti sandwich Luna yang ia rampas
"Wah, terima kasih." Seru Luna pada lelaki berpenampilan flamboyan itu
"Sama-sama manis," jawab Mike sebelum kembali ke meja kerja nya
Mona duduk di samping Luna yang sedang lahap memakan makanannya
Wanita itu menatap sinis Luna seolah sangat membencinya.
"Ada apa?" Tanya Luna saat mendapati Mona sedang mengamatinya dengan tajam
"Kau itu naif atau bodoh?" Ucap Mona tiba-tiba
"Maksudmu?"
"Kau pikir kau hebat saat di beri kepercayaan oleh Venti? Sebenarnya kau sadar kan? Kau hanya terlalu serakah sampai bisa berpura-pura polos." Cerca Mona dengan penuh kebencian di setiap kali kata yang dia ucapkan
"Sebenarnya apa maksud dari perkataan mu!!!!" Geram Luna yang merasa Mona sudah kelewat batas padanya
"Suatu saat kau akan tau maksudku dan saat itu terjadi aku harap kau masih punya malu untuk tetap bekerja di sini." Jawab Mona sebelum pergi
Luna mengepalkan tangannya karena kesal apa sebenarnya yang Mona inginkan mengapa wanita itu selalu mengusiknya dan membencinya padahal dia susah berusaha baik dan mengalah.
"Kau tidak apa-apa, jangan dengarkan apa yang dia katakan." Ucap Mike mencoba menenangkan Luna
"Sebenarnya kenapa dia membenciku? Apa aku pernah berbuat salah padanya?" Tanya Luna dengan nada kesal
"Kau tau kan dia itu suka mendramatisir sesuatu jadi jangan terlalu di dengarkan." Ucap Mike sambil mencoba memberi penjelasan pada Luna
Amarah Luna mulai mereda. Namun, sesuatu di hatinya masih mengganjal dia yakin Mona tidak hanya asal bicara pasti wanita itu mengetahui sesuatu.
"Semuanya, Venti meminta kita ke ruang rapat." Ucap salah satu kolega Luna
Luna dan Mike bergegas menuju ruang rapat mengingat tidak biasa Venti meminta mereka berkumpul secara tiba-tiba
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba meminta kami berkumpul." Tanya Mike
"Malam ini kita di undang ke acara makan malam."
"Kau dan aku?" Tanya Mike memperjelas
"Tidak kita semua, entah pegawai tetap atau paruh waktu."ucap wanita itu
"Aku juga harus ikut, tapi aku tidak terbiasa." Ucap Luna wanita itu tidak terlalu suka dengan hal-hal seperti itu.
"Maaf Luna kau harus ikut, karena ini undangan dari salah satu investor tidak sopan jika kita tidak hadir."ucap Venti tegas
Luna menghela nafasnya baiklah untuk kali ini dia harus melakukannya.
*****
"Mau apa kau kesini, pergilah ... Jangan mengganggu" cekal Anna pada Luciano yang baru saja memasuki toko roti itu
"Aku mau bertemu ibuku? Apa hak kau melarang." jawab lelaki itu
"Kau lupa dia juga ibuku!!!"
"Kau itu anak pungut." Ejek Luciano hingga membuat Anna kesal
"Kau!!!"
Luciano mengejek Anna sambil menampakan raut wajah menjengkelkannya hingga membuat Anna sangat kesal
"Cukup Luciano!!!kau sudah keterlaluan pada adikmu!!" Ucap Marry memperhatikan putranya itu
"Maaf, aku hanya bercanda."Luciano memeluk Anna dan mencubit gemas pipi adiknya itu
"Ada apa kau kesini?" Tanya Marry
"Tidak ada aku hanya merindukan ibu,."jawab Luciano
"Bohong, paling dia hanya ingin melihat pelanggan kemaren,." Timpal Anna
"Lucianna....!!" Geram lelaki itu
"Apa lagi kali ini? Kau mau bermain-main dengan wanita lagi dan membuat masalah." Ucap marry dengan wajah serius
"Tidak, ibu. kali ini aku serius, aku jamin dia akan jadi menantu ibu." Ucap Lelaki itu. Anna menutup mulutnya untuk menahan tawa yang akhirnya tetap tidak bisa ia tahan
"Kenapa?" Tanya Luciano dengan wajah kesal
"Kau terlalu percaya diri, kau lupa kemarin dia mengataimu apa?" Ucap Anna sambil berusaha menghentikan tawanya
Wajah Luciano merah padam lelaki itu memang sangat kesal dengan sikap wanita itu. Namun, 0alih-alih menyerah ia malah semakin tertarik pada wanita itu.
*****
Singapura-
Hyu bergegas menuju kediaman ayahnya, beberapa saat lalu sekertaris Ann mengatakan bahwa ayahnya jatuh pingsan dan tentu saja itu membuat Hyu sangat khawatir
"Meta, batalkan semua jadwalku hari ini." Ucap Hyu begitu saja
"Kenapa pak? Apa terjadi sesuatu."
"Aku tidak bisa jelaskan sekarang karena aku harus segera pergi."
Sesampainya di kediaman keluarga Bai Hyu bergegas masuk lalu langsung menuju kamar ayahnya.
"Bagaimana keadaan ayahku?."tanya Hyu pada Sekertaris Ann
"Tuan Johan sudah di tangani oleh Dokter, tapi kondisi Tuan Johan lebih buruk dari sebelumnya." Jawab lelaki tua itu yang selalu setia mendampingi Johan
"Apa aku boleh melihatnya?"
"Tentu, tapi mungkin saat ini Tuan Johan sedang tertidur karena efek obat yang dokter berikan."
"Apa Luna sudah kau beri tahu?."tanya Hyu dengan ragu, karena selam kepergian Luna dia tidak pernah membahas wanita itu lagi.
"Tuan melarang saya," jawab Ann dengan ragu, mendengar jawaban itu Hyu hanya bisa menggeleng pasrah
Hyu memasuki kamar lelaki itu dengan berjalan pelan menuju sisi ranjang Johan
"Ayah ... ayah harus kuat." Guman lelaki itu sambil menggenggam tangan Johan
Hyu memandang wajah renta itu lelaki yang telah membawanya kedalam kehidupan baru dan membuatnya merasakan kehangatan sebuah keluarga. Walau Johan orang yang sibuk dan tidak terlalu perhatian. Namun, lelaki itu selalu mengajarkan hal-hal baru padanya tanpa membedakannya dengan Luna.
"Ayah harus tetap sehat, ayah harus melihat Luna menikah dan menuntunnya ke altar karena aku tidak akan sanggup menuntunnya di hari pernikahan." Sambung lelaki itu, sekedar sebuah pengakuan kecil yang.
"Aku bahkan belum membalas semua kebaikan yang ayah berikan, jadi kumohon bertahanlah ayah," sambung Hyu
****
Milan -
Alpha Group,
Luna duduk menyendiri berpisah dari beberapa rekanya yang terlihat menikmati acara malam ini
Luna bukanlah tipe orang yang menyukai keramaian wanita itu lebih suka menyendiri atau bersama Hyu, lagi-lagi Hyu terlintas di pikirannya
"Kenapa sendirian manis?" Luna tersentak kaget saat tiba-tiba seseorang berbisik di telinganya
"Kau!!!" Pekik Luna saat mendapati lelaki aneh di toko roti kini sudah berada di sampingnya
"Senang bertemu lagi." Ucap Luciano dengan senyum manisnya
"Mau apa kau? Jangan macam-macam atau aku teriak!" Luna melangkah mundur dengan sorot mata yang terus mengawasi pergerakan Luciano.
Luciano tertawa melihat tingkah Luna yang terlihat ketakutan saat melihatnya, memang dia ini moster? Atau hewan buas? Yah, Luciano akui dirinya bisa sangat buas jika di atas ranjang.
"Hey tenang, aku tidak akan menerkammu." Ucap Luciano dengan nada gurauan
"Pergi," usir Luna
"Tidak sopan, aku datang baik-baik kau malah mengusirku begitu saja."
"Aku tidak minta kau bersikap baik, aku tidak kenal kau siapa jadi untuk apa aku peduli." Jawab Luna
Senyum Luciano mengembang, wanita ini benar-benar sangat menarik untuknya, sikap serta nada bicara wanita itu seolah meminta untuk segera di jinakkan
"Kenapa tersenyum? Aneh." Luna berniat pergi sayangnya kekar Luciano sekali lagi menahannya bukan ditangan kali ini lelaki itu langsung melingkari tangannya di pinggang ramping Luna hingga membuat Luna memekik kaget
"Dasar lelaki m***m, turunkan aku!!"
Pekik Luna sambil berusaha melepaskan tangan Luciano
"Diam atau aku cium." Ucap Luciano sambil mengunci tubuh Luna dalam pelukannya
Luna menatap sengit Luciano dia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti ini oleh lelaki asing dan di negara asing pula
Brak....
Tubuh Luciano ambruk begitu saja saat Luna berhasil melumpuhkannya dengan satu tendangan di masa depan lelaki itu
"Dasar lelaki m***m, awas saja berani menganggu aku lagi atau aku pastikan kau tidak akan punya alat reproduksi lagi." Ucap Luna sebelum berlari pergi meninggalkan Luciano yang masih merintih merasakan sakit dan malu di saat bersamaan
"Sial ... dia benar-benar tepat sasaran." Guman Luciano sambil berusaha bangkit.
Kini tekad Luciano sudah bulat dia tidak akan melepaskan wanita itu karena wanita itu sudah berani menyerang aset berharganya.
s