Luna bergegas ke menuju kantornya karena ada ujian mendadak membuat gadis itu harus terlambat untuk bekerja
"Hoho ... pegawai paruh waktu yang teladan telat." Ucap wanita berambut blonde, pekerja lain biasa memanggilnya Mona atau DQ(Drama Queen)
"Maaf aku ada urusan mendadak,lagi pula aku sudah hubungi Venti." jawab Luna
"Ya ... ya ... ya anak emas bermodalkan wajah lugu." Gerutu Mona sambil menatap sinis Luna
Luna hanya bersikap acuh, toh dia hanya akan membuang waktu jika meladeni si DQ itu.
"Luna, Venti memintamu ke ruangannya." Ucap Mike senior Luna
"Oh, baiklah. aku akan segera kesana." Jawab Luna
Luna suka menyibukkan dirinya dengan menyibukkan diri dia mampu melupakan Hyu sesaat, serta tumpukan pekerjaan membuat pikirannya teralihkan dari bayangan lelaki itu, hingga rasa sesak itu mereda dan terlupakan
"Venti, kau memanggilku?." Ucap Luna saat masuk ke ruangan
"Ya, ini aku ingin kau tangani klien ini," jelas wanita berambut cepak itu tidak lupa sebuah map berisi beberapa informasi dan data klien yang ia serahkan langsung
"Mengapa aku? Aku hanya pegawai yang belum berpengalaman." Jawab Luna
"Karena aku melihat kau memiliki bakat dan untuk pengalaman, biarkan pekerjaan ini jadi pengalaman pertamamu." Luna terharu melihat betapa Venti mengakui bakatnya wanita berambut cepak itu memang terkesan kasar dan frontal. Namun, wanita itu sebenarnya sangat baik dan perhatian
"Apa kau yakin? Ini pekerjaan yang lumayan besar." Tanya Luna sambil berusaha menyakinkan
"Tentu, lakukanlah dan buktikan kau mampu jangan buat aku malu karena sudah memintamu melakukannya." Ucap Venti
"Tentu saja, aku berterima kasih karena kau sudah mempercayakan pekerjaan penting ini padaku."
"Sudahlah ... lebih baik kau baca data itu dan segera tentukan langkah mu ... ingat perhatikan detail yang mereka mau."
"Baik, kalau begitu aku akan memulainya sekarang." Luna segera mempelajari data yang klien berikan dan beberapa detail harus dia bicarakan langsung dengan klien dan Luna sudah mengatur janji dengan klien tersebut beberapa waktu lalu.
langkah Luna terhenti tepat di sebuah toko kue, wanita itu terdiam sesaat ketika tahu bahwa toko kue langganannya yang menjadi klien mereka, pemilik toko meminta renovasi besar-besaran dengan beberapa detail khas dan unik yang ingin mereka tonjolkan.
"Selamat siang." Sapa salah satu pegawai toko
"Selamat siang, saya perwakilan dari ViczArt yang menangani proyek renovasi ini, apa bos kalian ada?."
"Silahkan duduk, saya akan panggilkan bos saya." Tidak lama berselang setelah pegawai itu masuk ke luar seorang wanita tua dengan pakaian sederhana. Namun, bagi Luna wanita tua itu terlihat sangat elegan dan bersahaja,
"Selamat siang Nyonya, saya dari ViczArt." Sapa Luna sambil menyodorkan tangan
"Selamat siang, aku Marry pemilik toko ini."balas Wanita tua itu
"Saya kemari untuk membahas beberapa hal dengan nyonya, saya minta maaf mungkin ini akan menyita waktu Anda untuk beberapa saat." Jelas Luna
Wanita tua itu tersenyum, senyum yang sangat cantik untuk usianya yang sudah tidak muda lagi
"Silahkan, saya tidak merasa terganggu kita bisa bicarakan pelan-pelan."
*****
- Singapura -
Hyu meremas kuat materi rapat hari ini mengapa orang-orang ini bisa membuat materi sembrono seperti ini.
"Apa hanya ini yang bisa kalian lakukan" bentak Hyu sambil membanting beberapa jilid kertas ke meja
"Perusahaan menggaji kalian bukan untuk sampah seperti ini!!!." Sambung Hyu
"Maaf pak, waktu yang bapak berikan tidak maksimal jadi...."
"1 minggu! Aku beri kalian 1 minggu dan kalian bilang itu tidak maksimal? Kalian yang tidak kompeten atau memang sengaja meremehkan aku.!!!"
Semua penghuni rapat terdiam karena kemarahan Hyu. Hyu menunda rapat selama 3 jam dan meminta divisi perencanaan dan pemasaran merevisi semuanya.
"Anda mau teh pak." Tanya Meta saat melihat mood lelaki itu hancur.
"Tidak aku ingin air dingin saja, " jawab Hyu
"Baik segera saya ambilkan." Meta bergegas menuju pantry. Meta kembali dengan segelas air dingin dan sekotak coklat
"Ini? Aku hanya minta air kan." Tanya Hyu bingung
"Saya pikir mood anda sedang buruk dan saya pernah dengar bahwa coklat bagus untuk memperbaiki suasana hati yang sedang buruk."
"Terima kasih, kau bisa kembali ... dan jangan lewatkan makan siang." Ucap Hyu dengan senyum tipis sedangkan Meta tidak menyangka Hyu akan memperhatikan dia seperti itu wajah wanita itu merona karena tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
Apakah Hyu sudah mulai membuka hati untuknya
*****
Johan terbatuk-batuk kondisi lelaki itu semakin menurun padahal masih banyak yang belum dia selesai kan salah satu nya adalah Luna, dia memiliki banyak hal yang harus ia penuhi pada Luna termasuk calon suami yang tepat untuk Putrinya itu
"Sekertaris Ann." Panggil Johan dengan suara berat dan serak
"Iya Tuan."
"Sepertinya sudah saatnya, lakukan seperti apa yang aku katakan sebelumnya....." Jelas Johan,
"Baik Tuan, tapi apa anda yakin Nona Luna akan setuju? saya khawatir.."
"Tidak, dia akan menerimanya." Potong Johan sambil menatap photo Luna
"Bagaimana dengan Tuan Hyu? Dia pasti akan sedih."
"Pada akhirnya mereka juga tidak akan bisa bersama, karena takdir sudah membuat mereka bertentangan sedari awal. " ucap Johan dengan helaan pelan di akhir kalimatnya
Sedari awal dia yang salah karena sudah membawa Hyu masuk oleh karena itu ia dia tidak bisa membuat kesalahan itu menjadi penghalang dan mengacaukan segalanya.
"Kalau begitu saya akan menghubungi Keluarga Alfredo dan menanyakan kapan mereka bisa berkunjung ke Singapura untuk membicarakan pertunangan ini."
"Ya, beritahu aku setelahnya."
Sekertaris Ann mengangguk paham lelaki itupun segera pergi untuk melaksanakan tugas yang Tuanya perintahkan, walau dalam hati lelaki merasa bahwa rencana tuannya tidak akan berjalan dengan mudah.
****
-Milan-
Luna menyelesaikan meeting dengan baik dia merasa senang karena klien merasa puas dengan desain dan detail yang ia tawarkan, wanita tua itu sangat ramah dan baik cara bicara dan pembawaan sangatlah anggun,
"Terima kasih nyonya Marry saya bersyukur anda menyukai pekerjaan saya." Luna sedikit kaget saat wanita itu memeluknya dan mengusap pipinya lembut
"Tentu, aku yang harusnya bersyukur kau sudah membuat desain yang sangat indah untukku." Jawab Wanita itu
"Ini, untukmu." Luna merasa canggung saat wanita tua itu memberinya sebuah bingkisan
"Tidak perlu nyonya, anda tidak perlu repot-repot." Tolak Luna dengan sopan
"Aku dengar kau pernah kesini dan kehabisan cheese cake, jadi sebagai rasa terima kasih aku beri kau satu." Jelas Marry sambil menyerahkan bingkisan itu sehingga Luna tidak lagi bisa menolaknya
"Terima kasih, padahal anda tidak perlu seperti ini.." ucap Luna ."kalau begitu saya harus kembali dulu, sampai jumpa di pertemuan berikutnya."
Marry tersenyum sambil mengantar kepergian Luna hingga depan toko netra sendu wanita itu tidak melepaskan tatapannya sampai Luna masuk ke dalam taksi dan menghilang di padatnya jalan
"Bagaimna bu?." Tanya seorang wanita muda
"Apa dia yang Luciano ceritakan?"
"Iya dia orangnya, wanita yang meneriaki kakak karena tiba-tiba menarik tangannya."
"Anna, apa pendapatmu tentang wanita itu." Tanya Marry pada putrinya itu
"Dia cantik, ramah walau tidak banyak bicara, jujur saja wajahnya itu proposional sampai membuatku iri." Jawab Wanita cantik berambut hitam itu
Marry tertawa mendengar pendapat putri nya itu, Anna memang seorang yang jujur dan tidak suka berbelit tapi memang seperti itu sifat kedua anaknya, jujur, ekspresif dan sulit di mengerti
"Kalau ibu, apa pendapat ibu tentangnya."
"Entahlah tapi sebagai sesama wanita ibu dapat melihat dia akan sulit di taklukkan, kakakmu sepertinya akan kesulitan." Guman Marry sambil tertawa kecil.
***